JAKARTA - Pada Selasa, 25 Juli Microsoft merencanakan pengeluaran yang agresif untuk memenuhi permintaan terhadap layanan kecerdasan buatannya setelah berhasil melampaui perkiraan Wall Street untuk pendapatan dan keuntungan pada kuartal keempat fiskal.
Biaya meningkat tajam ketika Microsoft membangun pusat data baru untuk mendukung AI, dan Chief Financial Officer Amy Hood mengatakan dalam konferensi pers dengan analis bahwa belanja modal perusahaan akan terus meningkat setiap kuartal hingga akhir fiskal 2024. Saham Microsoft turun sekitar 4% dalam perdagangan pasca-sesi itu.
Wall Street tertarik pada bagaimana layanan AI generatif dapat menguntungkan Microsoft, yang telah unggul dengan investasi di OpenAI, pemilik layanan ChatGPT yang populer.
Microsoft sedang mengintegrasikan AI ke dalam produknya sendiri, seperti asisten "Copilot" seharga 30 dolar AS (Rp450 ribu) per bulan untuk layanan Microsoft 365 yang dapat merangkum email sehari menjadi pembaruan singkat. Perusahaan ini juga bertujuan untuk menjual layanan komputasi awan yang akan digunakan oleh perusahaan lain untuk membangun layanan AI mereka sendiri.
Hasil kuartal Microsoft menunjukkan pengeluaran besar-besaran pada layanan AI yang mendahului pertumbuhan pendapatan yang sepadan.
Meskipun pertumbuhan penjualan Azure-nya sedikit melebihi harapan pasar, belanja modal kuartalannya mencapai total kuartal tunggal tertinggi sejak setidaknya fiskal 2016. Perusahaan ini bersaing dengan penyedia awan lainnya untuk pasokan terbatas dari Nvidia Corp, yang unit pemrosesan grafisnya menjadi hal penting dalam menciptakan produk dan layanan AI.
CFO Hood mengatakan kepada analis bahwa meskipun belanja Microsoft meningkat di fiskal 2024, margin laba operasi akan sedikit meningkat setelah disesuaikan dengan efek perubahan aturan akuntansi. "Fokus utama di sini adalah mampu agresif dalam memenuhi kurva permintaan," kata Hood, dikutip Reuters.
BACA JUGA:
Dia menyatakan bahwa dibutuhkan waktu untuk mendapatkan uang, dan Copilot belum siap untuk dirilis secara umum dan pendapatan dari produk tersebut kemungkinan akan terjadi sekitar paruh kedua fiskal 2024.
Microsoft memproyeksikan pertumbuhan pendapatan Azure sebesar 25%-26% dalam mata uang tetap untuk kuartal pertama fiskal, dibandingkan dengan perkiraan 25,6% dari Visible Alpha yang tidak menyesuaikan dengan nilai tukar valuta asing.
Untuk segmen yang mencakup Azure, Microsoft memproyeksikan kisaran pendapatan kuartal pertama dengan titik tengah 23,45 miliar dolar AS (Rp352,3 triliun). Analis rata-rata memperkirakan 23,55 miliar (Rp352,3 triliun), menurut data Refinitiv.
Saat ini Microsoft telah mulai mengintegrasikan fungsionalitas AI di seluruh produknya seperti Azure, Microsoft 365, GitHub, dan beberapa alat pengembang