Bagikan:

JAKARTA - Kenaikan harga Bitcoin (BTC) melambat dalam dua pekan terakhir di bulan November. Walaupun sempat menembus 38 ribu dolar AS (Rp588,3 juta), harga BTC kembali mengalami koreksi dan kini berada pada area 37.000 (Rp572,8 juta).

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan kondisi ini terjadi karena adanya keseimbangan antara katalis positif dan negatif sehingga mendorong harga BTC relatif cukup stabil.

Fahmi melanjutkan, berdasarkan data historikal, ketika harga BTC tidak terlalu banyak bergerak, biasanya ada kecenderungan altcoin mengalami fluktuasi harga signifikan.

Melansir dari Coinmarketcap pada 29 November 2023, sejumlah altcoin yang mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan diantaranya Blur (BLUR) yang naik 50 persen, Axie Infinity (AXS) meningkat 21 persen, dan Maker (MKR) terapresiasi 5,6 persen.

“Ini menandakan terjadinya tren positif terhadap altcoin ketika BTC terkonsolidasi. Kenaikan harga beberapa altcoin juga didukung oleh sejumlah capaian atau perkembangan positif terhadap produk atau teknologi yang dikembangkan.” jelas Fahmi.

Secara keseluruhan pasar kripto, kendati Bitcoin tengah mengalami sideways, potensi bull-run di bulan Desember masih terlihat. Namun, Fahmi mengatakan kemungkinan terkoreksi juga masih sangat terbuka.

“Situasi pasar seperti saat ini sangat mendukung untuk para investor mengevaluasi ulang strategi dan tesis investasi yang dimilikinya. Dengan begitu, investor bisa menyesuaikan kembali komposisi portofolio aset kripto serta rencana trading dan investasi mereka untuk mempersiapkan potensi fase bullish yang lebih besar lagi,” ujarnya.

Sedangkan bagi investor pemula, Fahmi mengatakan bahwa situasi saat ini bisa dimanfaatkan untuk menyusun rencana investasi, agar memiliki strategi yang sesuai dan lebih siap ketika fluktuasi pasar meningkat.