Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin kembali mencuri perhatian setelah berhasil menembus level harga 70.000 dolar AS (Rp1,10 miliar) pada Selasa, 29 Oktober, mencapai posisi tertinggi sejak Juli lalu.

Momentum penguatan ini muncul di tengah optimisme pasar menjelang pemilihan umum di Amerika Serikat pada 5 November mendatang, yang diperkirakan akan berdampak pada kebijakan ekonomi dan sektor keuangan AS, termasuk pasar kripto.

Mengomentari momentum ini, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menyatakan bahwa jika BTC dapat bertahan di atas level support 69.000 dolar AS (Rp1,08 miliar), ada potensi BTC akan lanjut menguat hingga level 72.000 dolar AS (Rp1,13 miliar).

Tidak hanya Bitcoin yang mengalami kenaikan, altcoin diprediksi akan kembali bersinar layaknya altcoin season di tahun 2021 dimana ketika itu DeFi dan NFT menjadi sorotan. 

Namun, kondisi ini juga membuka spekulasi mengenai datangnya "altseason" atau periode di mana altcoin seperti Ethereum dan Solana cenderung mencatatkan performa yang lebih baik dibandingkan Bitcoin. 

“Pola ini sering kali terjadi setelah Bitcoin mencapai puncaknya, di mana investor mulai beralih ke aset kripto lain atau altcoin,” ujar Panji dalam keterangan tertulisnya.

Panji menambahkan, beberpa altcoin utama seperti Ethereum, Solana, hingga meme coin dapat menjadi pilihan menarik bagi trader.

Meski ada potensi harga BTC akan terus meningkat, Panji meminta investor untuk terus berhati-hati terhadap potensi koreksi yang bisa terjadi kapan saja, terutama di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. 

"Dengan demikian, kombinasi antara faktor teknikal dan sentimen pasar menjelang pemilu akan menjadi penentu apakah Bitcoin mampu bertahan atau bahkan mencetak rekor baru dalam waktu dekat," tutupnya.