Bagikan:

JAKARTA - Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, mengalami guncangan besar setelah CEO-nya, Changpeng Zhao, mengaku bersalah atas tuduhan pencucian uang. Zhao menghadapi hukuman penjara dan denda yang besar, serta harus melepaskan jabatannya di Binance. 

Pada 22 November 2023, Changpeng Zhao, yang lebih dikenal sebagai CZ, mengakui bahwa ia terlibat dalam aktivitas pencucian uang melalui Binance, platform perdagangan kripto yang ia dirikan pada 2017. Pengakuan ini dilakukan di hadapan hakim federal di Seattle pada 21 November, seperti yang diungkapkan oleh The New York Times.

Menurut surat kabar tersebut, Zhao setuju untuk membayar denda sebesar 50 juta dolar AS (Rp778 miliar) sebagai bagian dari kesepakatan pengakuan bersalahnya. Denda ini berbeda dari penyelesaian yang dicapai oleh Binance dengan Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat, yang mencapai 4,3 miliar dolar AS  (Rp66,9 triliun).

Penyelesaian ini merupakan hasil dari penyelidikan panjang yang dilakukan oleh DOJ terhadap Binance atas dugaan pelanggaran hukum keuangan, termasuk pencucian uang, penghindaran pajak, dan perdagangan ilegal.

Selain denda, Zhao juga menghadapi ancaman hukuman penjara selama 18 bulan, sesuai dengan batas maksimum yang ditetapkan oleh hukum federal. Jaksa di DOJ mengatakan bahwa mereka akan menuntut hukuman tersebut untuk Zhao, meskipun hakim masih memiliki kewenangan untuk memberikan hukuman yang lebih ringan atau lebih berat.

Zhao juga harus mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO Binance, yang merupakan salah satu syarat dari kesepakatan pengakuan bersalahnya. Zhao mengumumkan pengunduran dirinya melalui sebuah posting di X, sebuah platform media sosial yang populer di kalangan penggemar kripto, pada hari yang sama.

Dalam postingannya, Zhao mengaku bahwa ia membuat kesalahan dan harus bertanggung jawab atas tindakannya. Ia juga mengatakan bahwa pengunduran dirinya adalah hal yang terbaik untuk komunitas kripto, untuk Binance, dan untuk dirinya sendiri. Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim, mitra, dan pengguna Binance, serta meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kasusnya.

Zhao juga menyampaikan rencananya untuk masa depan, yang meliputi menjadi investor swasta di bidang-bidang yang berhubungan dengan blockchain, teknologi yang mendasari kripto. Ia menegaskan bahwa ia masih mendukung Binance dan akan memberikan saran jika diminta. Ia juga menyebutkan bahwa ia masih memiliki saham di Binance.

Namun, The New York Times melaporkan bahwa Zhao tidak akan dapat terlibat dalam operasi Binance selama tiga tahun ke depan, sebagai bagian dari persyaratan pengawasan yang diberlakukan oleh DOJ. Binance harus menerima pengawas yang ditunjuk oleh DOJ untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut mematuhi hukum dan peraturan keuangan yang berlaku.

Zhao juga memberikan penjelasan tentang penyelesaian yang dicapai oleh Binance dengan DOJ, yang ia klaim sebagai langkah positif untuk masa depan Binance. Ia menekankan bahwa penyelesaian tersebut tidak berarti bahwa Binance bersalah atas tuduhan-tuduhan yang diajukan oleh DOJ, seperti menggunakan dana pengguna secara tidak sah atau melakukan manipulasi pasar. Ia juga menjamin bahwa Binance akan terus beroperasi secara normal dan memberikan layanan terbaik kepada penggunanya.