JAKARTA - Sebagai bursa kripto terbesar di dunia, Binance kini tengah fokus pada kepatuhan regulasi di tengah pengawasan ketat dari otoritas global. Richard Teng, CEO Binance yang memiliki latar belakang sebagai regulator keuangan, mengungkapkan rencana perusahaan untuk merekrut 1.000 karyawan baru sepanjang tahun ini, terutama untuk memperkuat tim kepatuhan. Langkah ini diambil setelah Binance menghadapi tuntutan hukum besar, termasuk penyelesaian senilai 4,3 miliar dolar AS (sekitar Rp68 triliun) pada tahun lalu.
Dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg News di New York, Teng menyatakan bahwa Binance telah mengalokasikan lebih dari 200 juta dolar AS (sekitar Rp3,2 triliun) per tahun untuk kepatuhan regulasi.
Dana ini, yang meningkat dari 158 juta dolar AS (sekitar Rp2,5 triliun) dua tahun lalu, digunakan untuk membiayai pekerjaan Forensic Risk Alliance dan Sullivan & Cromwell, dua firma yang ditunjuk oleh pemerintah AS untuk memantau laporan keuangan dan proses transaksi Binance.
Binance juga berencana memperluas jumlah tim kepatuhannya hingga mencapai 700 orang pada akhir 2024, meningkat dari 500 saat ini. Peningkatan ini dilakukan sebagai respons atas meningkatnya jumlah permintaan dari lembaga penegak hukum, yang telah mencapai 63.000 permintaan sepanjang tahun ini, naik dari 58.000 pada tahun 2023.
BACA JUGA:
Meski demikian, Binance masih menghadapi sejumlah tantangan hukum yang belum terselesaikan. Salah satu kasus besar yang dihadapi adalah gugatan dari Securities and Exchange Commission (SEC) AS.
Pada bulan Juni, seorang hakim memutuskan bahwa sebagian besar tuntutan SEC terhadap Binance dan pendirinya, Changpeng Zhao, dapat dilanjutkan. Menanggapi hal ini, Teng menegaskan bahwa Binance akan terus membela diri terhadap tuduhan yang diajukan.
Selain itu, Teng juga harus menangani masalah internal, termasuk penahanan Tigran Gambaryan, seorang petugas kepatuhan Binance, di Nigeria atas tuduhan transaksi ilegal. Di sisi lain, mantan CEO Binance, Changpeng Zhao, dijatuhi hukuman empat bulan penjara awal tahun ini setelah mengaku bersalah melanggar undang-undang anti-pencucian uang AS.
Sejak menempati posisi Changpeng Zhao di Binance Binance, Teng telah melakukan sejumlah perubahan signifikan, seperti memperketat persyaratan untuk pencatatan token digital baru dan memisahkan divisi ventura perusahaan.
Namun, hingga saat ini, Binance belum menetapkan lokasi kantor pusat global secara resmi atau merilis laporan keuangan yang telah diaudit secara menyeluruh. Langkah-langkah ini mencerminkan upaya Binance untuk menavigasi kompleksitas regulasi global yang semakin ketat.