Nokia Technology Strategy 2030: Identifikasi Tren Teknologi Tujuh Tahun ke Depan
Nokia ungkap tren teknologi tujuh tahun ke depan (foto: Nokia)

Bagikan:

JAKARTA - Nokia menghadirkan Nokia Technology Strategy 2030, yang mengidentifikasi tren dan teknologi baru yang akan membentuk teknologi, jaringan, dan dunia untuk tujuh tahun ke depan. 

Nishant Batra, Chief Strategy and Technology Officer, Nokia mengatakan bahwa Nokia Technology Strategy 2030 hadir sebagai respon langsung terhadap perkembangan teknologi mutakhir selama dekade terakhir. 

"Satu hal yang pasti, perubahan radikal diperlukan sekarang untuk mengembangkan jaringan guna menjawab tantangan di masa depan dan seterusnya,” kata Batra lebih lanjut. 

Nokia berharap, strategi yang mereka berikan ini menghidupkan peluang untuk inovasi, keberlanjutan, produktivitas, dan kolaborasi, yang hanya dapat diaktifkan oleh kekuatan jaringan yang eksponensial. 

Menurut laporan Global Network Traffic 2030, lalu lintas jaringan bertumbuh dan akan meningkat secara dramatis dalam dekade, karena munculnya tren baru seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML), extended reality (XR), digital twin, otomatisasi, dan tersedianya miliaran perangkat. 

“Pada tahun 2030, laju perkembangan teknologi yang kita lihat saat ini akan meningkatkan lalu lintas jaringan secara signifikan,” ujar Jerry Caron, Global Head of Research & Analysis, GlobalData Technology. 

Caron menambahkan, “Nokia Technology Strategy 2030, dengan penekanannya pada penggunaan AI, cloud, konektivitas, dan API economy secara efektif, adalah jenis kerangka kerja yang perlu diterapkan oleh para penyedia layanan dan perusahaan.”

Dalam laporan Global Network Traffic 2030, Nokia memproyeksikan bahwa permintaan data  lalu lintas global diperkirakan akan mencapai antara 2.443 hingga 3.109 exabyte (EB) per bulan pada tahun 2030. 

Agar jaringan dapat mendukung permintaan yang semakin meningkat di masa depan, Nokia mengatakan bahwa jaringan harus lebih kognitif dan terotomatisasi dengan menggunakan AI dan ML, serta memenuhi kebutuhan transformatif dan model operasi organisasi serta konsumen. 

“Industri penyedia layanan perlu bertransformasi dari struktur tradisional yang terintegrasi secara vertikal, ke masa depan yang lebih horisontal dan digerakkan oleh API, yang berkelanjutan, sederhana, lebih terukur, terotomatisasi, dan menawarkan layanan yang lebih fleksibel,” pungkasnya.