JAKARTA - Bursa kripto Poloniex mengalami insiden peretasan besar-besaran, yang mengakibatkan dana sekitar 125 juta dolar AS (Rp1,9 triliun) dicuri dari dompet platform tersebut. Peretasan ini terjadi hanya beberapa bulan setelah bursa kripto HTX, yang juga dimiliki oleh pendiri Tron, Justin Sun, kehilangan sekitar 8 juta dolar AS (Rp125 miliar) dalam bentuk Ether.
Dilansir dari CryptoBriefing, peretasan Poloniex pertama kali terungkap oleh PeckShield, perusahaan analitik blockchain, yang melaporkan bahwa para peretas berhasil menguras sekitar 56 juta dolar AS (Rp875 miliar) dalam bentuk ETH, 48 juta dolar AS (Rp 750 miliar) dalam bentuk TRON (TRX), dan 18 juta dolar AS (Rp281 miliar) dalam bentuk Bitcoin.
Menurut laporan CoinDesk, peretasan yang dicurigai oleh perusahaan keamanan blockchain PeckShield dan Cyvers terjadi pada pukul 10:55 UTC. Poloniex mengumumkan 12 menit kemudian bahwa dompet bursa telah dinonaktifkan untuk pemeliharaan. Peretasan tersebut kemudian dikonfirmasi oleh investor Poloniex, Justin Sun, dalam sebuah tweet.
Tidak lama setelah laporan PeckShield, Poloniex mengumumkan melalui Twitter bahwa mereka telah "menonaktifkan dompet untuk pemeliharaan." Namun, Justin Sun, yang telah mengakuisisi Poloniex pada tahun 2019, mengkonfirmasi peretasan tersebut dalam sebuah tweet, dengan mengatakan bahwa bursa tersebut akan "sepenuhnya mengganti kerugian" para pengguna yang terkena dampak.
BACA JUGA:
Sun juga menawarkan hadiah kepada peretas white hat sebesar 5% jika mengembalikan dana yang dicuri. Selain itu, Sun mengatakan bahwa ia sedang menjajaki peluang untuk berkolaborasi dengan bursa lain guna memfasilitasi pemulihan dana ini.
Data Arkham menunjukkan bahwa peretas Poloniex membeli 20 juta dolar AS (Rp 312 miliar) TRX setelah peretasan, mendorong harga token naik lebih dari 20%. Meski begitu, para peretas tampaknya melakukan kecerobohan, karena mereka secara tidak sengaja mengirim token Golem senilai 2,5 juta dolar AS (Rp39 miliar) langsung ke alamat smart contract token dan kehilangan akses ke dana tersebut.
Ini adalah insiden keamanan kedua yang menimpa bursa yang dimiliki Sun dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan September, bursa kripto HTX (sebelumnya Huobi) kehilangan sekitar 8 juta dolar AS (Rp125 miliar) dalam bentuk Ether karena peretas. Beberapa minggu kemudian, peretas mengembalikan dana yang dicuri dan peretas white hat menerima bonus sebesar 250 ETH (Rp 3,9 miliar).