JAKARTA – Raksasa pencarian internet asal China, Baidu, membantah tuduhan bahwa perusahaannya mengalami kebocoran data internal. Tuduhan ini muncul setelah putri remaja dari salah satu wakil presiden Baidu, Xie Guangjun, memposting informasi pribadi pengguna lain secara online. Hal ini memicu kontroversi besar.
Baidu, yang juga merupakan salah satu penyedia layanan cloud terbesar di China, menjadi sorotan sejak pekan lalu setelah para pengguna internet menuduh putri Xie Guangjun membagikan data pribadi orang lain, seperti nomor telepon, setelah terlibat dalam perdebatan daring.
Dalam pernyataannya, Baidu menegaskan bahwa seluruh pegawai dan eksekutif, tanpa terkecuali, dilarang mengakses data pengguna. Perusahaan juga menjelaskan bahwa informasi yang diposting oleh remaja tersebut berasal dari basis data ilegal (doxing databases) di platform luar negeri yang mengumpulkan data pribadi hasil peretasan.
Baidu jufga menyatakan telah melaporkan kasus ini kepada pihak berwenang terkait penyebaran informasi palsu, termasuk klaim bahwa remaja tersebut mengaku ayahnya telah memberinya akses ke database perusahaan.
BACA JUGA:
Xie Guangjun, yang merupakan bagian dari divisi cloud Baidu, telah meminta maaf pada Senin 18 Maret atas perilaku putrinya. Menurut laporan media China, dalam unggahan di akun WeChat pribadinya, Xie mengatakan bahwa informasi yang diperoleh putrinya berasal dari situs media sosial luar negeri.
Hingga saat ini, Xie belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirim melalui Baidu maupun akun LinkedIn miliknya.
Dampak pada Saham Baidu
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah memperketat peraturan terkait data pribadi, termasuk memperkenalkan undang-undang perlindungan data yang komprehensif untuk menekan perdagangan ilegal informasi pribadi. Meskipun demikian, pasar gelap yang menjual data pribadi, seperti tanggal lahir serta kepemilikan kendaraan dan rumah, masih marak terjadi.
Insiden ini berdampak pada saham Baidu, yang turun lebih dari 4% dalam perdagangan di Bursa Hong Kong pada Kamis pagi, 20 Maret.