Bagikan:

JAKARTA - Skandal FTX, bursa derivatif kripto yang runtuh akibat dugaan penipuan dan manipulasi pasar oleh pendirinya Sam Bankman-Fried (SBF), masih menyisakan luka bagi banyak orang yang terlibat. Namun, beberapa mantan karyawan FTX tidak menyerah dan memulai usaha baru di industri kripto, dengan harapan untuk menebus kesalahan masa lalu.

Salah satu mantan karyawan FTX yang berani mengambil langkah baru adalah Can Sun, mantan penasihat umum FTX, yang menjadi saksi kunci dalam persidangan melawan SBF. Sun bersaksi bahwa dia mengundurkan diri dari FTX setelah mengetahui adanya pelanggaran hukum dan etika oleh SBF, yang diduga menjual token kripto palsu dan menggelapkan dana nasabah.

Sun kini bergabung dengan mantan rekan kerjanya di FTX, Armani Ferrante, untuk mendirikan bursa kripto baru yang berbasis di Dubai, bernama Trek Labs. Trek Labs baru-baru ini mendapatkan lisensi dari otoritas kripto Emirat, dan sedang mencari investor untuk mengembangkan bisnisnya.

Trek Labs menargetkan valuasi lebih dari 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,5 miliar), dan berencana untuk menjual 10% sahamnya kepada investor. Sun dan Ferrante mengatakan bahwa mereka telah belajar dari pengalaman buruk di FTX, dan ingin membangun bursa kripto yang lebih aman dan transparan.

Trek Labs akan menggunakan teknologi Backpack, yang dikembangkan oleh perusahaan mitra mereka yang juga dipimpin oleh Ferrante, yang bernama Backpack. Backpack adalah perusahaan yang bergerak di bidang dompet kripto "self-custody", yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan mengelola dana mereka sendiri tanpa perlu mengandalkan pihak ketiga.

Backpack menggunakan teknik komputasi multi-pihak (multiple parties), yang mengharuskan persetujuan dari beberapa pihak untuk setiap transaksi. Dengan cara ini, pengguna dapat meningkatkan keamanan dan privasi dana mereka, serta memverifikasi kepemilikan mereka kapan saja.

Bursa kripto baru yang akan diluncurkan oleh Trek Labs, yang akan dinamai Backpack Exchange, akan mengintegrasikan teknologi Backpack ke dalam platformnya. Backpack Exchange akan menawarkan layanan perdagangan kripto yang cepat dan murah, dengan biaya transaksi yang rendah dan waktu penyelesaian yang singkat.

Sun dan Ferrante berharap bahwa Backpack Exchange dapat menjadi alternatif yang menarik bagi para pengguna kripto, terutama di tengah ketidakpastian regulasi dan kepercayaan yang melanda industri kripto pasca-FTX.

"Kami ingin memberikan solusi yang dapat dipercaya dan transparan bagi para pengguna kripto, yang tidak perlu khawatir tentang risiko penipuan atau manipulasi. Kami telah mengambil pelajaran dari FTX, dan kami tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama," kata Sun.

Trek Labs berencana untuk meluncurkan versi beta dari Backpack Exchange pada akhir bulan ini, dan mengundang para pengguna untuk mencoba platformnya. Trek Labs juga berencana untuk memperluas pasar dan produknya di masa depan, dengan mengikuti perkembangan terbaru di industri kripto.