Bagikan:

JAKARTA - FTX, bursa kripto yang telah mengajukan kebangkrutan, terpaksa memberikan data transaksi dan informasi pelanggannya kepada FBI. Hal ini terungkap dari dokumen yang diajukan oleh konsultan kebangkrutan FTX, Alvarez & Marsal.

Dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa sejumlah kantor cabang FBI telah mengirimkan subpoena kepada FTX untuk meminta data tertentu yang berkaitan dengan penyelidikan mereka. Informasi saja, subpoena adalah surat perintah resmi yang meminta seseorang atau organisasi untuk memberikan informasi atau bukti kepada pengadilan atau otoritas lain.

Meski demikian, dokumen-dokumen ini tidak memberikan rincian tentang tujuan dan sasaran penyelidikan FBI. Hanya ada deskripsi singkat seperti "Menganalisis transaksi khusus yang diminta oleh FBI Philadelphia untuk pelanggan tertentu" atau "Ekstraksi informasi transaksi dan pelanggan yang terkait dengan hash transaksi tertentu" dari suatu subpoena FBI Portland.

Dalam catatan permintaan data yang diajukan pada bulan September, FBI Philadelphia mengirimkan subpoena Grand Jury yang mencari "penyelidikan aktivitas yang terkait dengan individu-individu tertentu." Grand Jury adalah badan yang bertugas menentukan apakah ada bukti yang cukup untuk mengajukan dakwaan terhadap seseorang atau organisasi.

Pada tanggal 31 Oktober, hanya ada dua permintaan dari kantor FBI. Salah satunya terkait dengan subpoena FBI Oakland yang mencari informasi data transaksi, dan yang lainnya dari FBI Philadelphia yang meminta "data transaksi dari AWS yang terkait dengan ID perangkat tertentu." AWS adalah singkatan dari Amazon Web Services, penyedia layanan komputasi awan.

FTX telah berusaha menjaga kerahasiaan nama-nama pelanggannya dari publik. Pada bulan Juni, mereka mendapatkan izin dari Hakim Kepailitan AS John Dorsey untuk menghapus nama-nama pelanggan dari dokumen.

Alasannya, jika nama-nama itu bocor, mantan pelanggan FTX bisa menjadi korban penipuan dan pencurian identitas. Namun, izin ini tidak berlaku untuk pejabat federal yang memiliki wewenang untuk meminta data pelanggan FTX.

FTX bukanlah bursa kripto pertama yang dimintai data pelanggan oleh otoritas. Pada bulan Mei, pengadilan AS memutuskan bahwa Internal Revenue Service, lembaga pajak AS, dapat mengakses data perdagangan pengguna Coinbase, bursa kripto terbesar di AS. Hal ini dilakukan untuk mengejar penghindaran pajak oleh para trader kripto.