JAKARTA - Seorang dokter medis di Georgia telah mengaku menggunakan Bitcoin senilai 16.000 dolar AS (Rp253 juta) di Darkweb untuk melakukan percobaan pembunuhan terhadap pacarnya. Hal ini diungkapkan oleh Kantor Kejaksaan AS, Distrik Utara Georgia.
Dr. James Wan, berusia 54 tahun, mengakui kesalahannya di pengadilan federal Atlanta pada 17 Oktober atas tuduhan menggunakan fasilitas perdagangan antarnegara bagian dalam melakukan pembunuhan berbayaran.
Kantor Jaksa AS, Ryan K. Buchanan, mengungkapkan bahwa Dr. Wan mencoba menyembunyikan rencananya dengan menggunakan Darkweb, tetapi berkat informasi dari seorang informan rahasia yang mengawasi Darkweb, rencananya digagalkan sebelum melukai pacarnya.
FBI memperoleh informasi tentang rencana pembunuhan ini dari informan rahasia yang mengamati aktivitas di Darkweb. Identitas informan dan lokasi dark web tetap dirahasiakan oleh pengadilan untuk menjaga keberlanjutan penyelidikan.
Pacar yang menjadi target, yang namanya tidak diungkapkan dalam dokumen pengadilan, ditempatkan di bawah perlindungan FBI setelah rencana tersebut ditemukan, untuk memastikan keselamatannya.
Dr. Wan sebelumnya bekerja di Klinik Vena Amerika di Lawrenceville, tetapi dia dipecat setelah penangkapannya pada Mei 2022, dan catatan negara menunjukkan bahwa lisensi medisnya sekarang sudah tidak berlaku.
BACA JUGA:
Penggunaan Bitcoin dalam Upaya Pembunuhan di Darkweb
Dr. Wan menggunakan Bitcoin senilai sekitar 16.000 dolar AS dalam rencananya. Pada 18 April 2022, dia mengakses pasar Darkweb melalui telepon selulernya untuk memesan pembunuh bayaran. Dia memberikan detail yang sangat rinci, termasuk nama, alamat, akun Facebook, plat nomor, dan deskripsi mobil pacarnya kepada pembunuh bayaran.
Permintaan yang dia kirimkan menyatakan, "Dapat mengambil dompet, telepon genggam, dan mobil. Tembak dan pergi. Atau ambil mobil."
Untuk memudahkan rencana berbahayanya, Dr. Wan mentransfer sekitar 8.000 dolar AS (Rp126 juta) dalam bentuk Bitcoin sebagai uang muka awal kepada pembunuh bayaran. Namun, dia melakukan kesalahan dengan memasukkan alamat Bitcoin yang salah, sehingga kehilangan uangnya. Setelah kesalahan tersebut, ia mengirimkan pembayaran tambahan senilai sekitar 8.000 dolar AS untuk menyelesaikan pesanannya.
Selama proses ini, Dr. Wan bahkan bertanya tentang waktu pelaksanaan pekerjaan dan mencari informasi terbaru di forum dark web. Namun, rencananya gagal berkat kesalahan transaksi Bitcoin yang merugikan.
Diselidiki FBI
Kasus ini saat ini sedang diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI), dan hukuman Dr. Wan dijadwalkan pada 18 Januari 2024 di hadapan Hakim Pengadilan Distrik AS, Leigh Martin May.
Sayangnya, kasus-kasus penggunaan Bitcoin untuk kegiatan kriminal, termasuk upaya penyewaan pembunuh bayaran, tidak jarang terjadi. Ini adalah salah satu contoh bagaimana teknologi kripto dapat disalahgunakan dalam tindak kejahatan.