Bagikan:

JAKARTA – Salah satu pemilik Bitcoin asal Los Angeles, Amerika Serikat, dilaporkan berencana melakukan tindak kejahatan dengan cara menyewa pembunuh bayaran lewat Dark Web. Pemilik Bitcoin itu bernama Scott Quinn Berkett, lelaki berusia 25 tahun, ingin membunuh mantan pacarnya.

Berdasarkan laporan dari CBS News, Berkett bertemu dengan pacarnya secara online pada tahun 2020. Beberapa bulan kemudian, keduanya mulai menjalin hubungan. Namun, tak lama setelah itu, pacar Berkett ingin mengakhiri hubungannya dengan alasan Berkett “agresif secara seksual.”

Berkett sendiri mengaku ingin terus melanjutkan hubungan asmara dengan kekasihnya. Namun keluarga wanita menghubungi Berkett supaya dia menjauh darinya. Berkett tidak mematuhi permintaan keluarga pacarnya. Dia kemudian menyewa pembunuh bayaran di Dark Web dengan bayaran 13.000 dolar AS  (RP192 juta) dalam Bitcoin (BTC), untuk membunuh mantan kekasihnya.

Beruntung, aksi tersebut sudah diketahui oleh seorang agen kepolisian yang sedang menyamar. Mengetahui rencana jahat Berkett, agen tersebut langsung menghubungi Berkett dan memperkenalkan dirinya sebagai pembunuh bayaran yang dia sewa lewat Dark Web.

Berkett kemudian mengirimkan foto-foto calon korban dan mengirimkan imbalan tambahan sebesar 1.000 dolar AS untuk detektif tersebut. Rencana pembunuhan belum terlaksana, akhirnya pria berusia 25 tahun itu diringkus pihak berwajib.

Hukuman akan dijatuhkan kepadanya pada sidang yang akan berlangsung pada 13 September mendatang. Berkett terancam hukuman penjara maksimum 10 tahun.

Para pengguna Dark Web dilaporkan menggunakan mata uang kripto untuk kegiatan ilegal termasuk pembelian narkoba, human trafficking, jual beli senjata dan sebagainya. Menurut keterangan di laman resmi Dinas Rahasia AS, United States Secret Service (USSS), mata uang krpto kerap digunakan untuk memfasilitasi berbagai kejahatan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, aset digital semakin banyak digunakan untuk memfasilitasi berbagai kejahatan, termasuk berbagai skema penipuan dan penggunaan ransomware,” tulis keterangan dari laman USSS.