JAKARTA – Perseteruan hukum antara Ripple Labs dan SEC yang telah berlangsung sejak akhir tahun 2020 hingga kini masih terus bergulir. Sejumlah pihak optimistis bahwa Ripple akan memenangkan kasus ini. Bahkan, pengacara terkenal John Deaton memperkirakan bahwa Ripple memiliki peluang 90% untuk menang, sementara SEC hanya 10%. Apa alasan di balik prediksi ini?
Salah satu faktor yang mendukung Ripple adalah keputusan Hakim Analisa Torres yang menyatakan bahwa XRP bukanlah sekuritas saat diperdagangkan di pasar sekunder. Ini berarti bahwa penjualan XRP oleh Ripple tidak melanggar undang-undang sekuritas yang dituduhkan oleh SEC.
Selain itu, SEC juga mengalami beberapa kekalahan dalam kasus ini, termasuk dihentikannya tuntutan terhadap eksekutif Ripple dan kegagalan menggugat Ripple dengan meminta sejumlah dana tertentu dari penjualan XRP.
Baru-baru ini pengadilan menolak permintaan SEC untuk mengajukan tuntutan denda terhadap Ripple. Pasalnya SEC tidak dapat menunjukkan bukti kerugian finansial yang dialami investor.
BACA JUGA:
Jika SEC tidak dapat menunjukkan kerugian investor, maka sanksi yang dapat diberikan kepada Ripple akan sangat rendah. Banyak pihak yang memperkirakan bahwa Ripple hanya akan membayar denda sebesar 20 juta dolar AS (Rp311 miliar) atau kurang. Hal ini yang dianggap sebagai kemenangan besar bagi Ripple. Dengan demikian, Ripple akan dapat melanjutkan bisnisnya tanpa hambatan hukum yang signifikan.
Sementara itu, kasus ini juga masih terus berkembang dengan adanya perintah baru dari Hakim Analisa Torres yang meminta SEC dan Ripple untuk mengajukan jadwal pengarahan terkait penjualan XRP secara institusional.
Ini adalah bagian dari gugatan yang masih belum terselesaikan, yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran undang-undang sekuritas oleh Ripple.
Kedua belah pihak diminta untuk memberikan jadwal pengarahan bersama paling lambat pada tanggal 9 November. Kasus Ripple versus SEC tidak hanya menjadi sorotan di dunia mata uang digital, tetapi juga memiliki pengaruh yang lebih luas dalam lingkup regulasi mata uang digital.
Industri cryptocurrency masih terus beradaptasi dengan peraturan hukum yang berubah-ubah, dan hasil akhir kasus ini akan menentukan kerangka kerja regulasi yang akan datang.