Akhirnya Facebook Kurangi Konten Politik yang Tampil di <i>Newsfeed</i>, Enggak Ada Lagi "Jempol Nakal" Bagikan Berita Hoaks!
Facebook (Photo by Tobias Dziuba on Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Sebentar lagi, pengguna Facebook bakal makin sulit menemukan konten politik pada halaman Kabar Berita –atau lebih dikenal Beranda. Pasalnya, raksasa media sosial ini tengah berupaya meredakan ketegangan politik antar kubu –yang menurut para ahli sudah berlangsung selama bertahun-tahun lewat Facebook.

Product Management Director Facebook, Aastha Gupta, membagikan pengumuman tersebut lewat blog resmi perusahaan pada hari Rabu, 9 Januari. Aastha menyebutkan bahwa Facebok bakal mengurangi konten politik di Kabar Berita untuk sementara waktu.

“Seperti yang dibahas Mark Zuckerberg pada percakapan kami sebelumnya, salah satu masukan umum yang kerap kami dengar adalah pengguna tidak menginginkan konten politik memenuhi Kabar Berita,” tulis Aastha pada pengumuman resmi perusahaan.

Oleh karena itu, lanjut Aastha, selama beberapa bulan ke depan Facebook bakal mengurangi penyebarannya konten politik di beberapa negara tertentu. Antara lain Kanada, Brazil, Indonesia, serta Amerika Serikat.

Pengurangan tersebut dilakukan sebagai bentuk uji coba dari perusahaan untuk lebih memahami preferensi pengguna terhadap konten politik. Selain itu, berdasarkan hasil uji coba, perusahaan juga akan merancang beberapa pendekatan agar pengguna bisa lebih nyaman dengan tampilan Kabar Beranda.

“Selama uji coba ini, kami akan mempelajari bagaimana menentukan peringkat konten politik pada halaman pengguna menggunakan sinyal yang berbeda. Selain itu, juga mencari pendekata yang paling tepat dipakai untuk tahap selanjutnya,” terang Aastha.

Sementara itu informasi terkait COVID-19 yang berasal dari organisasi kesehatan resmi seperti CDC atau WHO, serta badan dan layanan kesehatan negara tertentu yang terdampak pandemi akan dikecualikan dari tes ini. Konten-konten yang berasal dari lembaga resmi milik pemerintah juga bakal dikecualikan.

Aastha turut menyampaikan bahwa untuk menemukan pendekatan terbaik, pihaknya akan melakukan survei langsung terhadap pengalaman pengguna.

“Penting dicatat bahwa kami  tidak serta-merta menghapus seluruh konten politik pada Facebook. Tujuan utama kami adalah untuk menjaga agar pengguna tidak mudah menemukan dan berinteraksi dengan konten politik di Facebook, sembari menghormati selera (pengguna),” tegas Aastha.

Menurut Aastha, langkah ini diambil untuk meningkatkan kenyamanan pengguna selama menelusuri halaman Kabar Berita. Berdasarkan hasil analisa perusahaan, konten politik cuma 6 persen dari total konten yang dilihat pengguna di Facebook.

Seperti platform lain, Facebook juga terus berupaya menghentikan penyebaran misinformasi serta berita palsu. Sebelumnya, perusahaan meluncurkan pembaruan yang bakal memblokir pengguna jika ketahuan membagikan atau membuat konten misinformasi seputar vaksin dan COVID-19.

“Kami selalu mencoba untuk memperbaiki Kabar Berita, dan ini artinya menemukan keseimbangan terbaik dari konten yang ingin dilihat pengguna,” pungkas Aastha.