JAKARTA – Jelang pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) 2024, nama Presiden Joko Widodo hingga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi sasaran meningkatnya jumlah konten hoaks di media sosial.
Menurut Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, konten hoaks terus bertambah menjelang Pilpres 2024. Pada tahun 2022, pihaknya mencatat ada 51 konten, sementara dari medio Januari hingga Oktober 2023 jumlahnya meningkat menjadi 98 konten.
“Ada peningkatan, trennya seperti itu, semakin mendekati pemilu, semakin banyak. Hoaks menyasar Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Mahfud Md, Surya Paloh. Yang diserang hoaks banyak tokoh-tokoh pimpinan partai politik. Politik identitas belum muncul. Mudah-mudahan tidak muncul, nanti puncaknya diperkirakan pada Januari 2024,” ujarnya, Minggu 29 Oktober.
BACA JUGA:
Usman mengungkapkan, jenis konten hoaks didominasi berupa meme dan sebagian kecil konten video. Sementara penyebaran konten hoaks didominasi melalui platform Facebook dan Twitter.
“Sekarang politik identitas agak berkurang. Pada 2019 ada Pilkada DKI Jakarta, sekarang engak ada Pilkada DKI. Politik identitas berkurang, kami berharap gak ada. Kami berharap hoaks menurun pada Pemilu 2024 karena masa kampanye pendek,” tuturnya.
Dia menyatakan, berkaca dari pengalaman yang ada, semakin panjang tahapan pemilu maka semakin banyak konten hoaks yang ada. Dia mencontohkan, jumlah konten hoaks selama Maret 2019 sebanyak 377.
Dia menilai, tujuan hoaks adalah agar pemilu di Indonesia berlangsung tidak damai. Banyak hasil penelitian menjelaskan disinformasi politik di media sosial membuat demokrasi di satu negara mundur atau stagnan.
“Hoaks bisa membuat polarisasi perpecahan di masyarakat. Karena itu mari sama-sama lawan hoaks. Ini yang dikampanyekan Kominfo pada Pemilu dan Pilpres 2024,” tukas Usman.