Facebook, Google dan Twitter Bersatu Cegah Hoaks Jelang Pemilu AS 2020
Ilustrasi media sosial (Image Credit: Dole777 / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Menjelang pemilihan presiden 2020 pada November di Amerika Serikat (AS), raksasa teknologi seperti Facebook, Google, Microsoft dan Twitter bekerja sama untuk menangkal hoaks, informasi palsu dan ujaran kebencian di platform mereka.

Nantinya raksasa teknologi dan media sosial ini akan terhubung untuk menyaring berita hoaks maupun informasi palsu yang disebarkan publik secara daring. Koalisi ini juga akan bekerja sama dengan lembaga pemerintah seperti FBI dan Departemen Dalam Negeri AS untuk meminimalisir ancaman siber. 

Kerja sama ini juga akan diikuti platform sosial lain, seperti LinkedIn, Pinterest, Reddit, Verizon Media dan Wikimedia Foundation. Mereka semua akan bekerja sama untuk menghadirkan informasi sehat di media sosial pada pemilu Amerika Serikat tahun ini.

"Dalam persiapan untuk pemilu yang akan datang, kami secara rutin bertemu untuk membahas tren dengan badan pemerintah AS yang bertugas melindungi integritas pemilu," ungkap juru bicara koalisi tersebut seperti dikutip dari New York Times, Kamis 13 Agustus.

Seperti diketahui platform media sosial seperti YouTube, Facebook, dan Twitter menjadi lahan subur dalam penyebaran misinformasi. Mereka pun terus berupaya memoderasi konten-konten untuk memerangi penyebaran informasi yang salah atau hoaks.

"Selama beberapa tahun terakhir, kami telah bekerja sama untuk melawan misinformasi di seluruh platform kami," lanjutnya. 

Selama empat tahun terakhir, menyusul dampak dari skandal Cambridge Analytica serta laporan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu 2016. Mengantisipasi kasus serupa kembali terulang, raksasa teknologi telah sepakat untuk memerangi hoaks dan misinformasi di platformnya masing-masing. 

Twitter termasuk platform yang cukup tegas dalam memerangi konten misinformasi. Di mana jejaring microbloggin itu tak akan lagi menghadirkan iklan politik di platformnya. 

Demikian pula dengan Facebook dan Instagram yang baru-baru ini mengumumkan bahwa kedua platform tersebut akan memberikan pengguna opsi untuk memblokir iklan politik agar tidak muncul di feed mereka.