Bagikan:

JAKARTA - Oktober menjadi bulan yang menguntungkan bagi sebagian besar aset kripto, terutama Bitcoin (BTC). Harga Bitcoin melonjak tajam, melewati angka 35.000 dolar AS (Rp557 juta) untuk pertama kalinya sejak Mei 2022.

Pada Kamis, 26 Oktober sekitar pukul 12.30 WIB, Bitcoin bertengger pada harga 34.686 dolar AS (Rp552 juta), dengan kenaikan sebesar 22,94 persen dalam seminggu dan 109 persen sepanjang tahun ini. 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa saat ini Bitcoin mendapatkan dorongan tambahan dalam menciptakan peluang investasi baru melalui ETF, sebuah cara yang lebih mudah bagi individu untuk berinvestasi dalam Bitcoin dengan harga spot.

Menurut Fyqieh, ETF ini juga dapat mengurangi beberapa risiko yang terkait dengan investasi dalam aset digital selama ini, serta menjadi jembatan yang menghubungkan investor tradisional dengan pasar kripto yang terus berkembang.

Fyqieh menjelaskan bahwa ada dua faktor yang diperkirakan akan berkontribusi pada kenaikan Bitcoin selanjutnya, di antaranya adalah persetujuan ETF BTC spot dan peristiwa halving yang dijadwalkan pada bulan April 2024. 

"Dalam jangka pendek, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang tetap konstan dalam pertemuan berikutnya pada bulan November. Jika suku bunga tetap tidak berubah, kemungkinan besar tren kenaikan harga Bitcoin akan berlanjut," jelas Fyqieh. 

Dari segi analisis teknikal, Fyqieh menjelaskan bahwa saat ini para pelaku pasar tengah menanti dengan penuh harap dan kecemasan karena harga Bitcoin melakukan pergerakan kedua melawan resistensi di level 35.000 dolar AS minggu ini. 

"Kemungkinannya besar, kecuali ada sentimen negatif baru, baik dari industri maupun data makroekonomi, kami memperkirakan bahwa Bitcoin dapat mencapai level 40.000 dolar AS (Rp637 juta) untuk pertama kalinya di kuartal IV tahun 2023," jelansya.

Namun, jika terjadi koreksi, para investor sudah bersiap untuk membeli Bitcoin saat menguji ulang level dukungan di 31.500 dolar AS (Rp502 juta).