JAKARTA - Alphabet induk dari Google akan mengoperasikan kabel bawah laut yang memberikan akses internet ke setidaknya delapan negara di Samudra Pasifik. Ini terjadi berkat perjanjian bersama antara AS dan Australia yang direncanakan diumumkan pada Rabu, 25 Oktober.
Perjanjian ini akan memperluas proyek komersial yang sudah dilakukan oleh Google di wilayah tersebut ke negara-negara Mikronesia, Kiribati, Kepulauan Marshall, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor-Leste, Tuvalu, dan Vanuatu.
Canberra akan menyumbang 50 juta dolar AS (Rp793,3 miliar) dan Washington akan menambahkan 15 juta dolar AS (Rp238 miliar), menurut seorang pejabat senior AS.
Negara-negara kecil dan terkadang terisolasi di Pasifik telah menjadi pusat perhatian intens dalam beberapa tahun terakhir, di mana China dan Amerika Serikat sama-sama mendekati mereka dengan pengembangan infrastruktur dan kemitraan militer.
BACA JUGA:
Presiden AS, Joe Biden, juga telah mendorong dominasi AS dalam layanan telekomunikasi, melihat industri ini sebagai isu keamanan nasional menjadi kunci karena kendali yang diberikannya terhadap aliran informasi di seluruh dunia.
Google saat ini sedang mengerjakan kabel serat optik yang menghubungkan Taiwan, pulau yang diklaim oleh China, dengan Filipina dan Amerika Serikat.
Sebagai bagian dari proyek pulau-pulau Pasifik, Amerika Serikat akan bekerja dengan negara-negara tersebut dalam memperkuat ketahanan keamanan Siber, membantu mereka mem-backup informasi penting ke jaringan awan global, menurut pejabat tersebut.