YOGYAKARTA – Popularitas ponsel lipat nampaknya kembali naik. Meski sempat redup, masyarakat saat ini mulai menaruh minat pada poduk ponsel flip. Lalu, mengapa tren ponsel lipat terus meningkat saat ini?
Mengapa Tren Ponsel Lipat Terus Meningkat
Di tengah gempuran iPhone dan Android, ponsel flip nampaknya mengalami peningkatan popularitas. Bahkan, popularitas ponsel flip cukup menarik perhatian sejumlah perusahaan smartphone.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Counterpoint Research Consumer Study 2023, sebanyak 28 persen pengguna smartphone mempertimbangkan untuk memiliki smartphone lipat untuk digunakan sebagai ponsel harian.
Dalam riset yang sama juga tercatat bahwa peminat foldable smartphone flip lebih banyak dibandingkan dengan ponsel fold yakni sebesar 49 persen berbanding 35 persen. Diperkirakan bahwa pada tahun 2023 pengapalan foldable smartphone akan mencapai 26 juta unit.
Survei yang dilakukan Google bertajuk Google consumer survey 2023 yang melibatkan 1.514 responden berusia 18 – 55 tahun di berbagai provinsi Tanah Air menunjukkan bahwa 62% masyarakat berencana membeli ponsel lipat ketika mereka beli ponsel baru.
“Masyarakat Indonesia memiliki minat tinggi untuk mengeksplorasi inovasi teknologi baru, tetapi mereka juga sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan,” ujar Tech Industry Lead Google Indonesia Stephanie Elizabeth di acara Press briefing Think Smartphone 2023 di Kantor Google Indonesia di Jakarta, Kamis, 19 Oktober.
BACA JUGA:
Di luar dari riset tersebut, ada beberapa alasan yang menjadi pemicu peningkatan popularitas ponsel jenis tersebut, termasuk keunggulan ponsel lipat.
- Pengaruh Influencer
Salah satu alasan paling masuk akal yang jadi pemicu peningkatan popularitas ponsel lipat adalah karena banyak influencer atau seleb media sosial mempromosikan penggunaan ponsel flip. Bahkan, banyak pengguna TikTok yang mempromosikan ponsel flip dengan iming-iming mengurangi penggunaan media sosial atau demi menghindari komentar toxic di medsos.
Perlu diketahui, tren mengurangi media sosial memang bukan hal baru. Namun, tren penggunaan ponsel flip untuk mendukung langkah netizen dalam mengurangi media sosial adalah hal yang menarik untuk dilakukan.
- Ukurannya Lebih Ringkas
Saat ini banyak perusahaan ponsel yang memproduksi smartphone dengan layar lebar. Kondisi itu dianggap menimbulkan rasa tidak nyaman saat dibawa bepergian. Pengguna tidak bisa secara mudah memasukkan ponsel ke dalam saku mereka.
Ponsel flip memang sedikit lebih tebal dibandingkan smartphone, namun ponsel flip jauh lebih mudah dibawa dan dimasukkan ke dalam kantung celana.
- Mendukung Detoks Digital
Detoks digital biasanya dilakukan oleh orang-orang yang dalam sehari mata mereka tak bisa lepas dari layar monitor, baik komputer, TV, dan ponsel. Detoks dilakukan dengan mengurangi intensitas penatapan monitor dalam sehari.
Penggunaan ponsel flip sangat mendukung detoks digital karena pengguna tetap bisa terhubung dengan orang lain, tanpa harus berlama-lama menatap ponsel cerdas di waktu santai mereka.
Itulah informasi terkait mengapa tren ponsel lipat terus meningkat. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.