Bagikan:

JAKARTA -Raksana teknologi, Google, mencoba untuk menolak gugatan class action yang diajukan, yang mengklaim bahwa perusahaan tersebut melanggar privasi dan hak milik jutaan pengguna internet, dengan melakukan pengambilan data untuk melatih model kecerdasan buatan (AI)-nya.

Google mengajukan mosi tersebut pada  17 Oktober di Pengadilan Distrik California, dengan menyatakan bahwa diperlukan untuk menggunakan data publik untuk melatih AI chatbot-nya, seperti Bard. Google berpendapat bahwa klaim tersebut didasarkan pada premis palsu bahwa perusahaan tersebut "mencuri" informasi yang secara publik dibagikan di internet.

"Menggunakan informasi yang tersedia untuk umum untuk belajar bukanlah pencurian. Demikian juga, hal ini bukan pelanggaran privasi, perubahan, kelalaian, persaingan yang tidak adil, atau pelanggaran hak cipta," kata Google, dikutip dari Reuters.

Google menyatakan bahwa gugatan semacam itu akan "merusak tidak hanya layanan Google tetapi juga gagasan dasar tentang AI generatif."

Gugatan tersebut dibuka terhadap Google pada bulan Juli oleh delapan individu yang mengklaim mewakili "jutaan anggota kelas," seperti pengguna internet dan pemegang hak cipta.

Mereka mengklaim bahwa privasi dan hak milik mereka dilanggar dalam perubahan kebijakan privasi Google seminggu sebelum gugatan diajukan yang mengizinkan pengambilan data untuk tujuan pelatihan AI.

Google berpendapat bahwa gugatan tersebut berkaitan dengan "tindakan yang tidak relevan oleh pihak ketiga dan prediksi-prediksi buruk tentang AI."

Perusahaan tersebut menyatakan bahwa gugatan tersebut gagal untuk mengatasi isu inti, terutama bagaimana para penggugat telah dirugikan dengan penggunaan informasi mereka.

Kasus ini adalah salah satu dari banyak kasus yang diajukan terhadap raksasa teknologi yang mengembangkan dan melatih sistem AI. Pada tanggal 20 September, Meta menolak klaim pelanggaran hak cipta selama pelatihan AI-nya.