Bagikan:

JAKARTA - Berbeda dengan orang pada umumnya, penyandang tunanetra memerlukan bantuan dan perhatian khusus saat ingin berlari. Biasanya mereka membutuhkan anjing pemandu, tetapi Google berencana mengganti peran hewan ini dengan teknologi mereka.

Google berupaya membantu para penyandang disabilitas, khususnya tunanetra dalam menghindari potensi cedera saat berlari. Teknologi ini mereka luncurkan setelah menyadari tingkat penyandang tunanetra dan rabun yang tinggi.

Menurut data yang Google sampaikan, jumlah penyandang tunanetra diperkirakan mencapai 43 juta orang dan penyandang rabun mencapai 295 juta. Untuk membantu para penyandang ini tetap mandiri, Google ingin menyediakan teknologi yang mumpuni bagi mereka.

Teknologi dengan perangkat pintar ini mereka sebut dengan Project Guideline. Mereka telah menguji sistem ini di Norwegia dengan Atlet Tunanetra Paralimpiade Salum Kashafali.

Selama melakukan uji coba di Sungai Akerselva, Oslo, Kashafali menggunakan tali pengaman sambil memegang ponsel Pixel dan  memakai headphone. Melalui sebuah aplikasi, Kashafali diarahkan untuk berjalan di jalur yang benar.

Aplikasi ini mampu mengidentifikasi dan memindai garis yang ditandai dengan jelas dan menyampaikan informasi audio berupa arahan. Tentu saja fitur ini membuat Kashafali merasa terbantu.

“Kemajuan teknologi seperti ini menawarkan peluang besar bagi penyandang tunanetra. Hal ini menunjukkan bahwa hambatan dapat diatasi dan kita semua memiliki potensi untuk mencapai tujuan kita,” kata Kashafali dalam rilis resmi Google.

Setelah uji coba berhasil, Google akan membuka Panduan Proyek bagi komunitas dan pengembang di seluruh dunia untuk membangun aksesibilitas yang baru. Rencananya, Panduan Proyek dari Project Guideline ini akan disebar pada akhir tahun.