Komisaris EU Khawatir dengan Konten Deepfake yang Beredar di Platform Meta
Mark Zuckerberg (kanan) diminta mencegah masalah disinformasi di Meta (foto: dok. EU)

Bagikan:

JAKARTA - Selama perang Israel dan Hamas terjadi, platform X banyak disoroti karena masalah disinformasi. Namun, Elon Musk bukan satu-satunya CEO yang banyak dicecar karena CEO Meta Mark Zuckerberg ikut merasakan hal yang sama.

Mengutip dari Engadget, Komisaris Regulasi Uni Eropa (EU) Thierry Breton mengirimkan surat kepada Zuckerberg terkait masalah disinformasi, termasuk deepfake, di seluruh platform Meta. Breton pun memberi waktu 24 jam kepada Zuckerberg untuk merespon.

Breton mengingatkan bahwa Meta harus melakukan moderasi konten sesuai dengan Undang-Undang Layanan Digital (DSA) EU. Pasalnya, lonjakan konten ilegal dan disinformasi semakin tersebar luas di platform tersebut.

“Saya meminta Anda untuk sangat waspada guna memastikan kepatuhan yang ketat terhadap aturan DSA mengenai persyaratan layanan, persyaratan tindakan yang tepat waktu, rajin, dan objektif karena adanya pemberitahuan konten ilegal di EU,” tulis Breton, sebagaimana dirilis oleh CNBC.

Meski Breton menyadari bahwa Meta selalu mengambil langkah pencegahan yang tepat terkait disinformasi, ia tetap khawatir terhadap konten deepfake dan konten palsu lainnya. Pasalnya, konten-konten ini dapat memperkeruh situasi saat ini.

“Kami juga telah mengetahui laporan mengenai sejumlah besar konten palsu dan manipulasi yang beredar di platform Anda dan beberapa masih muncul secara online,” kata Breton.

Setelah surat terbuka ini diberikan kepada Zuckerberg, Breton mengundang CEO Meta itu untuk melakukan komunikasi dengan tim komisaris EU. Mereka akan segera membahas rincian mitigasi yang perlu dilakukan untuk membasmi disinformasi.

Terkait