Bagikan:

JAKARTA - TikTok saat ini dikabarkan sedang meniru beberapa media sosial lain, dengan menerapkan sistem berlangganan bulanan untuk membebaskan pengguna dari iklan. 

Diumumkan pertama kali oleh Android Authority, layanan konten video pendek dari China itu akan menawarkan paket berlangganan bulanan bebas iklan sebagai opsi bagi penggunanya.

Dilengkapi dengan tangkapan layar, pengalaman TikTok bebas iklan akan dikenakan biaya sekitar 4,99 dolar AS atau sekitar Rp77,8 ribu per bulan kepada pengguna di AS selama fase pengujian ini.

Terkait kabar ini, TikTok telah mengonfirmasi kepada TechCrunch, dan mengatakan bahwa mereka memang sedang menguji langganan bulanan bebas iklan ini. 

Namun, perusahaan yang berbasis di China itu menyebutkan bahwa pengujian tersebut terbatas pada satu pasar berbahasa Inggris di luar AS. 

Perusahaan membantah laporan Android Authority bahwa pengujian tersebut akan dilakukan di AS, karena “pengujian skala kecil tidak menunjukkan bahwa peluncuran produk tidak dapat dihindari.” 

TikTok selama ini menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari iklan, dan sejauh ini, TikTok terbukti mampu bertahan terhadap perlambatan belanja iklan online.

Standard Media Index melaporkan bahwa, pada bulan November, porsi pembelanjaan agensi besar di media sosial oleh startup induk TikTok, ByteDance, mencapai 11 persen, dibandingkan toko online besar lainnya , yakni DoorDash, Amazon, dan Apple.