JAKARTA - Pada awal tahun 2024, NASA akan menjalankan proyek yang menarik, bekerja sama dengan perusahaan rintisan Florida, Lonestar, dan Isle of Man, untuk mengirimkan muatan ke Bulan yang berisi "kubus data."
Yang membuat proyek ini istimewa adalah bahwa isi kubus data ini akan diautentikasi menggunakan teknologi blockchain saat kembali ke Bumi. Keberhasilan implementasi blockchain ini diharapkan dapat memberikan konfirmasi meyakinkan dan tak terbantahkan tentang pendaratan manusia di Bulan dalam misi berawak Artemis 3 NASA yang dijadwalkan pada tahun 2025.
Pada November 2024, NASA akan melanjutkan misi Artemis mereka dengan peluncuran Artemis 2. Misi ini akan membawa empat astronot dalam perjalanan yang mengorbit Bulan sebelum kembali ke Bumi.
Meskipun tidak ada pendaratan di permukaan Bulan dalam misi ini, Artemis 2 memiliki peran kunci sebagai persiapan penting sebelum misi Artemis 3, di mana manusia akan ditempatkan kembali di Bulan.
BACA JUGA:
Sistem Penyimpanan Bulan
Salah satu aspek penting dari proyek ini adalah pengembangan sistem penyimpanan Bulan yang tahan lama, menggunakan energi matahari, dan tidak memerlukan infrastruktur tambahan.
Dalam eksperimen ini, akan dibuat perangko digital yang dikenal sebagai "digital franking," dan penyimpanan data perangko digital ini akan dilakukan di dalam kubus data di Bulan. Setelah digunakan, teknologi blockchain akan digunakan untuk memverifikasi integritas dan kelengkapan data.
Salah satu manfaat menarik dari teknologi blockchain adalah sifatnya yang tak dapat diubah, yang membuatnya ideal untuk otentikasi data. Ini berarti bahwa di masa depan, astronaut Bulan dapat menggunakan kubus data ini untuk membuktikan keberadaan mereka di Bulan, dengan semua interaksi yang dicatat di dalam blockchain. Ini memiliki potensi untuk mengatasi teori konspirasi seputar pendaratan di Bulan.
Dalam sebuah wawancara dengan Science Focus, Kepala Inovasi di Digital Isle of Man menyoroti tantangan yang dihadapi NASA dalam menyangkal klaim bahwa mereka telah memalsukan pendaratan di Bulan antara tahun 1969 dan 1972.
Meskipun blockchain mungkin tidak bisa sepenuhnya menghilangkan teori konspirasi tersebut, teknologi ini akan memberikan catatan yang tak terbantahkan untuk eksplorasi Bulan di masa depan. Dengan proyek ini, teknologi blockchain dapat menemukan peran penting dalam eksplorasi luar angkasa di masa mendatang.