JAKARTA - Uni Eropa sedang mempertimbangkan apakah akan mengirim pejabatnya ke pertemuan keselamatan kecerdasan buatan (AI) di Inggris yang akan datang. Keputusan ini diambil ketika blok tersebut hampir menyelesaikan legislasi AI yang komprehensif yang merupakan yang pertama di dunia.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, akan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut pada bulan November yang akan mempertemukan pemerintah, perusahaan teknologi, dan akademisi untuk membahas risiko yang ditimbulkan oleh teknologi AI.
Namun, daftar undangan telah dirahasiakan, dan beberapa perusahaan menolak untuk mengonfirmasi apakah mereka telah diundang.
Wakil Presiden Komisi Eropa, Vera Jourova, telah menerima undangan resmi ke pertemuan tersebut. "Kami sekarang sedang mempertimbangkan potensi partisipasi Uni Eropa," , kata juru bicara Komisi Eropa, seperti dikutip Reuters.
Sementara Sunak berharap menempatkan Inggris sebagai pemimpin global dalam mengatur teknologi yang berkembang pesat, Uni Eropa hampir meluncurkan AI Act-nya sendiri, yang merupakan legislasi pertama di dunia.
Menurut peraturan yang akan datang di blok tersebut, organisasi yang menggunakan sistem AI yang dianggap berisiko tinggi oleh blok tersebut akan diharuskan untuk mencatat aktivitas mereka, menyelesaikan penilaian risiko yang ketat, dan membuat beberapa data internal tersedia untuk otoritas.
BACA JUGA:
Namun, Financial Times melaporkan bahwa pejabat pemerintah Inggris lebih suka pendekatan regulasi AI yang kurang "keras" daripada seperti yang diusulkan oleh Uni Eropa.
Ahli teknologi Matt Clifford dan mantan diplomat senior Jonathan Black telah ditunjuk untuk memimpin persiapan pertemuan tersebut. Bulan lalu, Clifford mengatakan kepada Reuters bahwa ia berharap pertemuan tersebut akan menentukan "nada" untuk perdebatan internasional di masa depan tentang regulasi AI.
Meskipun sejumlah pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris, diharapkan menghadiri pertemuan tersebut, masih banyak yang tidak diketahui tentang siapa saja yang telah diundang atau menerima undangan.
Pemerintah Inggris baru-baru ini terpaksa membela keputusannya untuk mengundang China ke pertemuan tersebut.
Menteri Keuangan negara tersebut, Jeremy Hunt, mengatakan kepada Politico: "Jika Anda mencoba menciptakan struktur yang membuat AI menjadi sesuatu yang pada akhirnya memberikan manfaat bersih bagi kemanusiaan, maka Anda tidak bisa hanya mengabaikan ekonomi terbesar kedua di dunia."