Ursula von der Leyen, dan Vera Jourova Bakal Hadiri Konferensi Keselamatan AI di Inggris
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa akan hadiri konferensi AI di inggris. (foto: twitter @vonderleyen)

Bagikan:

JAKARTA - Dua pejabat Uni Eropa yang sangat senior berencana untuk menghadiri konferensi keselamatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Inggris pekan depan. Acara berlangsung selama dua hari ini diharapkan akan menjadi awal dari dialog internasional mengenai regulasi AI.

Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, dan Vera Jourova, seorang Wakil Presiden, akan hadir dalam konferensi tersebut, sesuai dengan pembaruan pada kalender resmi mereka yang dirilis pada Jumat, 27 Oktobr.

Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, akan menjadi tuan rumah bagi sekitar 100 tamu di Bletchley Park, sebuah estate di selatan Inggris di mana matematikawan Alan Turing membantu dalam memecahkan kode Enigma dari Nazi Jerman.

Meskipun Sunak berharap untuk memastikan peran Inggris sebagai pemimpin dunia dalam regulasi AI, beberapa pihak telah mempertanyakan apa yang dapat dicapai oleh konferensi ini. Pekan lalu, Bloomberg melaporkan bahwa sejumlah pemimpin dunia, termasuk Olaf Scholz dari Jerman dan Justin Trudeau dari Kanada, tidak akan menghadiri acara tersebut.

Komisi Eropa sebelumnya menolak untuk mengonfirmasi apakah ada perwakilan Uni Eropa yang akan hadir dalam acara ini. Mereka menyatakan pada September lalu bahwa para pejabat sedang mempertimbangkan kemungkinan partisipasi Uni Eropa.

Meskipun beberapa pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, diharapkan hadir dalam konferensi ini, daftar tamu lengkap belum diumumkan ke publik.

Agenda pemerintah Inggris untuk acara tersebut, yang dipublikasikan awal bulan ini, mencakup diskusi mengenai kemajuan teknologi yang sulit diprediksi dan potensi hilangnya kendali manusia terhadap teknologi tersebut.

Matt Clifford, seorang investor di bidang teknologi dan salah satu dari dua penyelenggara utama acara ini, baru-baru ini mengatakan kepada Reuters bahwa tujuan dari konferensi ini adalah untuk memulai dialog internasional mengenai regulasi AI.

"Ini bukanlah sebuah parlemen. Kami tidak membuat undang-undang. Kami tidak membuat perjanjian. Kami mencoba mengundang berbagai pihak untuk berdialog yang memiliki pendapat yang sangat berbeda," kata Clifford.