Bagikan:

JAKARTA - Shell Plc mengumumkan pada Jumat 15 September bahwa mereka telah mengidentifikasi insiden keamanan siber yang melibatkan beberapa karyawan yang bekerja dengan unit BG Group perusahaan tersebut di Australia sebelum penggabungan. Mereka menjadi korban terbaru dari serangan MOVEit.

Sejumlah bisnis di seluruh dunia baru-baru ini terkena dampak serangan siber pada perangkat lunak MOVEit yang biasanya digunakan untuk mentransfer sejumlah besar data yang seringkali bersifat sensitif, termasuk informasi pensiun dan nomor asuransi sosial.

Shell mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi beberapa informasi pribadi yang terkait dengan individu yang terkena dampak yang diakses tanpa izin dan telah berusaha untuk memberi tahu mereka tentang pelanggaran tersebut.

"Data tersebut berasal dari tahun 2013 dan meskipun itu adalah data historis dan beberapa di antaranya mungkin sudah kedaluwarsa, ada risiko bagi individu yang terkena dampak terhadap pencurian identitas dan menjadi target kampanye phishing," kata Shell dalam pernyataannya, yang dikutip Reuters.

Shell tidak segera merespons permintaan Reuters untuk memberikan klarifikasi mengenai jumlah tepat individu yang terkena dampak dalam insiden keamanan siber tersebut.

Perkembangan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden pelanggaran keamanan yang terjadi di perusahaan-perusahaan di Australia sejak akhir tahun lalu, yang mengakibatkan pemerintah melakukan reformasi aturan keamanan siber. Bahkan mereka membentuk sebuah agensi untuk mengawasi investasi pemerintah di bidang tersebut.

Hebe Chen, seorang analis dengan IG Markets, mengatakan kepada Reuters bahwa insiden ini sekali lagi menyoroti salah satu titik lemah dalam ekosistem perusahaan Australia.

"Tidak hanya mengekspos langkah-langkah perlindungan yang rapuh yang telah ada, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi keamanan siber nasional pemerintah Australia," tambah Chen.

Perusahaan ini menyelesaikan akuisisi senilai 70 miliar dolar AS (Rp1.074,3 triliun) terhadap BG Group Plc pada tahun 2016, yang membawa ke dalam portofolionya sejumlah proyek minyak dan gas di berbagai negara, termasuk Brasil dan Australia.