JAKARTA - Analis pasar kripto dari Bloomberg Intelligence, Jamie Coutts, telah mengeluarkan peringatan mengenai Bitcoin (BTC), mengingatkan bahwa BTC saat ini rentan terhadap penurunan likuiditas global.
Coutts mencatat bahwa Bitcoin telah mencapai "exit signal" dari pasar sekitar pertengahan Juli ketika harganya berada di sekitar $29.500 (Rp453 jutaan). Saat ini, harga Bitcoin berada pada level sekitar $26.187 atau setara Rp402 jutaan per BTC. Ini menandakan penurunan sekitar 11% dari level tersebut.
Lebih lanjut, Coutts memprediksi kenaikan harga BTC. Menurut analis Bloomberg Intelligence itu, Bitcoin mungkin hanya akan kembali memasuki fase bullish jika tingkat likuiditas global meningkat. Ia mengatakan bahwa kondisi likuiditas global saat ini masih sangat negatif, dan sampai kondisi ini membaik, Bitcoin kemungkinan akan tetap dalam tren negatif.
BACA JUGA:
Coutts juga mencatat bahwa tingkat likuiditas di Amerika Serikat, meskipun meningkat belakangan ini, masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Menurutnya, perubahan positif dalam tingkat likuiditas AS kemungkinan besar akan terjadi hanya jika Federal Reserve mengubah kebijakannya. Ini merupakan hal yang tidak mungkin terjadi dalam jangka pendek.
Tidak berhenti sampai di situ, dia juga menyebutkan bahwa meskipun persetujuan Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin di AS dapat menjadi faktor positif untuk pasar kripto dalam jangka panjang, permintaan dari investor institusional akan aset digital kemungkinan tidak akan signifikan hingga likuiditas meningkat secara substansial.
Peringatan ini menggarisbawahi pentingnya likuiditas global dalam memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan bahwa kondisi ekonomi global dapat memiliki dampak yang signifikan pada pasar kripto.