Bagikan:

JAKARTA - Penelitian Kaspersky mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, terjadi peningkatan kehadiran kelompok ransomware bertarget sebesar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Perusahaan keamanan siber global itu juga menyebutkan di mana peningkatan ini ternyata juga disertai dengan peningkatan sebesar 71 persen jumlah korban serangan yang diketahui. 

“Serangan Ransomware tetap menjadi ancaman besar, menyusup ke sektor-sektor penting dan memangsa usaha kecil tanpa pandang bulu,” kata Dmitry Galov, kepala pusat penelitian, GReAT Kaspersky. 

Berbeda dengan serangan siber acak yang tidak memiliki target tertentu, kelompok sasaran ini biasanya menargetkan lembaga pemerintah, organisasi terkemuka, dan individu tertentu dalam perusahaan. 

Pada tahun 2023, Lockbit 3.0 muncul sebagai ransomware paling umum terjadi, memanfaatkan kebocoran pembuatnya pada tahun 2022 untuk menghasilkan varian khusus yang menargetkan organisasi di seluruh dunia. 

Selain itu, BlackCat/ALPHV menduduki peringkat kedua, hingga Desember 2023, karena operasinya berhasil dilawan oleh upaya kolaboratif FBI dan lembaga lain. Namun, BlackCat dengan cepat bangkit kembali, menggarisbawahi ketahanan kelompok ransomware tersebut. 

Urutan ketiga dalam daftar adalah Cl0p, yang melanggar sistem transfer file terkelola MOVEIt, yang berdampak pada lebih dari 2,5 ribu organisasi pada Desember 2023, menurut perusahaan keamanan Selandia Baru Emsisoft.

Dalam laporan State of Ransomware tahun 2023, Kaspersky juga mengidentifikasi beberapa kelompok ransomware penting, termasuk BlackHunt, Rhysida, Akira, Mallox, dan 3AM. 

Tim respons insiden Kaspersky mencatat bahwa insiden ransomware menyumbang setiap sepertiga insiden keamanan siber pada tahun lalu. 

“Untuk melawan ancaman yang meluas ini, sangat penting bagi individu dan organisasi untuk memperkuat pertahanan mereka dengan langkah-langkah keamanan yang kuat,” tambahnya.