JAKARTA - Bursa kripto FTX yang pailit baru-baru ini telah memindahkan hampir 10 juta dolar AS (Rp152 miliar) dalam bentuk altcoin dari jaringan Solana ke Ethereum sejak 31 Agustus. Transfer ini telah menjadi perhatian, tetapi alasannya belum diungkapkan secara resmi.
Altcoin yang dipindahkan termasuk token populer seperti LINK, SUSHI, LUNA, dan YFI, dan proses transfer dilakukan melalui Wormhole Bridge, sebuah alat yang memungkinkan aset bergerak antar-jaringan blockchain yang berbeda.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi, spekulasi muncul mengenai apakah transfer ini terkait dengan proses kebangkrutan yang sedang berlangsung di FTX atau sebagai bagian dari permintaan mereka kepada Galaxy Digital untuk mengelola dan menjual sebagian besar aset kripto mereka.
Dalam konteks ini, FTX telah mengajukan permintaan kepada pengadilan kebangkrutan untuk menggunakan Galaxy Digital Capital Management sebagai manajer investasinya untuk sejumlah aset digital tertentu. Mereka juga meminta izin untuk mempertaruhkan aset kripto yang tidak digunakan untuk menghasilkan hasil pasif.
BACA JUGA:
Menurut perjanjian yang diusulkan, Galaxy akan mengelola, memperdagangkan, dan mengubah aset FTX menjadi mata uang fiat atau stablecoin. Selain itu, mereka akan melindungi eksposur FTX terhadap volatilitas mata uang kripto dengan biaya fidusia bulanan.
FTX berpendapat bahwa keahlian Galaxy dalam menjual jumlah besar mata uang kripto tanpa mempengaruhi pasar membuat mereka menjadi pilihan yang cocok untuk membantu FTX dalam restrukturisasi dan moneterisasi aset kripto mereka.
Selain permintaan ini, FTX juga telah mengajukan mosi terpisah untuk mengatur pengelolaan dan penjualan aset digitalnya serta untuk melibatkan lindung nilai dalam mata uang kripto yang memenuhi syarat, seperti Bitcoin dan Ethereum.
FTX telah mendapat kritik atas kelambatannya dalam menyelesaikan rencana kebangkrutan mereka. Pengacara FTX, Brian Glueckstein, menolak seruan untuk mempercepat mediasi, menyatakan bahwa proses ini berjalan sesuai rencana dan diharapkan selesai pada kuartal kedua 2024.
Kris Hansen, pengacara komite kreditor, juga mengkritik biaya tinggi yang ditanggung FTX setiap bulan untuk pengacara dan biaya lainnya akibat kelambatan mereka dalam menyelesaikan masalah kreditor. FTX sedang berusaha meningkatkan pemulihan kreditur melalui tuntutan hukum terhadap pendirinya, Sam Bankman-Fried, perusahaan investasi K5, dan para pendiri target akuisisi FTX.
Kasus kebangkrutan ini pertama kali diajukan pada November 2022 setelah FTX dituduh menyalahgunakan dan kehilangan miliaran dolar dari setoran kripto pelanggan.