Jaksa Federal di AS: Sam Bankman-Fried Seharusnya Dijebloskan Ke Penjara Lebih Awal
Sam Bankman-Fried. (Foto; Dok. BitcoinSistemi)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus hukum yang melibatkan mantan bos FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), semakin rumit dengan tuduhan intimidasi terhadap saksi dan pelanggaran perjanjian pembebasan bersyarat.

SBF diduga terlibat dalam menghambur-hamburkan dana investor dan pelanggan melalui praktik yang tidak sah, termasuk sponsor politik, kesepakatan korup, dan pemasaran kelas atas. Akibatnya, pemerintah AS telah mengamankan saksi-saksi kunci dan telah meminta agar SBF dipenjara lebih awal karena perilaku yang melewati batas.

Investigasi atas runtuhnya FTX dan Alameda Research semakin mengungkap praktik kebusukan yang terlibat dalam lingkungan kripto. Mantan eksekutif puncak FTX, termasuk Caroline Ellison, telah mengaku bersalah dan setuju untuk bersaksi melawan SBF dalam sidang mendatang.

Saat ini, SBF berada di tahanan rumah dengan jaminan 250 juta dolar AS (Rp3,7 triliun), namun ada tuduhan bahwa ia melakukan intimidasi terhadap saksi melalui pesan teks dan memberikan tulisan pribadi milik Ellison kepada para jurnalis. Jaksa Federal meminta pemenjaraan SBF lebih awal untuk memfasilitasi investigasi lebih lanjut atas runtuhnya FTX.

Menyusul pengungkapan intimidasi saksi SBF baru-baru ini, Jaksa Federal di Amerika Serikat meminta Hakim Kaplan untuk memerintahkan pemenjaraan SBF lebih awal sebelum sidang pengadilan yang dijadwalkan pada tanggal 2 Oktober.

Khususnya, Jaksa Penuntut Federal Danielle Sassoon mengatakan kepada Hakim Kaplan dalam sidang hari Rabu bahwa SBF telah melewati batas dan melanggar perjanjian pembebasan bersyarat setelah dia berkomunikasi dengan para wartawan.

"Insiden terbaru ini merupakan eskalasi dari kampanye yang sedang berlangsung dengan pers yang sekarang telah melewati batas," kata Sassoon. "Tidak ada satu pun syarat pembebasan yang dapat menjamin keamanan masyarakat."

Di sisi lain, anggota parlemen AS telah mengambil tindakan untuk melindungi investor dari proyek kripto yang berpotensi merugikan. CEO Coinbase, Brian Armstrong, mendesak warga Amerika untuk mendukung legislasi yang akan menciptakan kejelasan peraturan untuk kripto dan melindungi investor, inovasi, dan keamanan nasional.

Kasus SBF menunjukkan pentingnya transparansi dan peraturan yang jelas dalam industri kripto untuk melindungi para pemangku kepentingan dan mencegah praktik yang merugikan. Semakin kuat upaya untuk mengatasi masalah ini, semakin terjamin pula pertumbuhan yang berkelanjutan dan adopsi teknologi kripto di masa depan.