Bagikan:

JAKARTA - Kepala Penelitian Institusional Coinbase, David Duong, baru-baru ini menyatakan bahwa likuidasi aset kripto dari bursa FTX yang akan datang tidak akan berdampak besar pada pasar.

Analisis Duong menunjukkan bahwa likuidasi aset kripto FTX memiliki batasan penjualan mingguan yang cukup ketat, yaitu $50 juta (sekitar Rp720 miliar) per minggu untuk tahap awal dan $100 juta (sekitar Rp1,440 triliun) per minggu untuk minggu-minggu berikutnya.

Berdasarkan dokumen pengadilan, FTX memiliki berbagai aset digital, termasuk Solana (SOL) senilai $1,162 miliar (sekitar Rp16,679 triliun), Bitcoin (BTC) senilai $560 juta (sekitar Rp8,032 triliun), dan Ethereum (ETH) senilai $192 juta (sekitar Rp2,755 triliun) pada tanggal 31 Agustus.

Duong juga mencatat bahwa ada kontrol ketat yang diterapkan untuk menjual token "orang dalam" tertentu, yang membutuhkan pemberitahuan 10 hari sebelumnya kepada komite yang sama.

Selain itu, peneliti Coinbase menyoroti recana FTX yang akan mengunci sebagian besar kripto SOL yang dimiliki oleh bursa tersebut hingga tahun 2025. Penjualan yang akann dilakukan FTX juga didasarkan atas penjualan aset kripto melalui penasihat investasi jika mendapat persetujuan komite sebelumnya.

Secara makro, Duong tetap optimis terhadap Bitcoin, bahkan dengan ketidakpastian kebijakan moneter. Dia berharap Federal Reserve AS akan melonggarkan kebijakan moneter pada kuartal pertama atau kedua tahun 2024, yang diharapkan dapat mendukung Bitcoin sebagai alternatif dari sistem keuangan tradisional.

Pernyataan ini mencerminkan keyakinan bahwa aset kripto terus menjadi bagian integral dari lanskap keuangan global, dengan likuidasi FTX yang tidak dianggap sebagai ancaman serius bagi stabilitas pasar.