JAKARTA - Pada 21 Agustus, Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat Thailand mengumumkan rencana untuk mencari perintah penghentian dari pengadilan terhadap Facebook jika platform tersebut tidak mengambil langkah-langkah untuk mengatasi iklan penipuan investasi dan kripto yang diduga muncul di platform tersebut.
Kementerian tersebut menyatakan bahwa lebih dari 200.000 orang telah tertipu oleh iklan di Facebook yang menjanjikan skema penipuan kripto, investasi dalam bisnis palsu, dan berpura-pura menjadi lembaga pemerintah seperti Komisi Sekuritas dan Bursa.
Para penipu menggunakan berbagai taktik populer, termasuk skema penipuan investasi dan perdagangan kripto. Beberapa iklan juga diduga menggunakan gambar selebritas dan tokoh keuangan terkenal dengan janji pengembalian harian hingga 30% untuk menarik orang-orang ke dalam skema penipuan tersebut.
Menteri Ekonomi Digital dan Masyarakat, Chaiwut Thanakamanusorn, mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dan mengirim surat kepada platform yang dimiliki oleh Meta terkait masalah ini, namun diklaim bahwa platform tersebut gagal memfilter pengiklan.
BACA JUGA:
Saat ini, kementerian sedang mengumpulkan bukti terkait iklan penipuan ini, yang jumlahnya diklaim lebih dari 5.300 iklan. Pada akhir bulan, kementerian berencana untuk meminta pengadilan untuk menutup Facebook dalam waktu tujuh hari.
Kementerian juga memberi peringatan tentang bagaimana skema penipuan semacam itu biasanya beroperasi, dengan mengingatkan konsumen untuk berhati-hati terhadap janji pengembalian tinggi dan dijamin, serta iklan yang menggunakan gambar tokoh terkenal.
Investasi yang memberikan tekanan atau insentif untuk segera berinvestasi dengan penawaran terbatas juga harus dihadapi dengan hati-hati, begitu juga bisnis atau platform tanpa informasi yang dapat diverifikasi.