Bagikan:

JAKARTA - Google dilaporkan akan memisahkan browser Chrome dan ChromeOS di perangkat Chromebook-nya. Langkah ini sebenarnya sudah terlihat sejak 2020.

Pembaruan dalam proyek yang disebut Lacros ini, bakal membuat Chrome menerima pembaruannya sendiri lebih cepat dan terpisah dari sistem operasi.

Lacros pada dasarnya versi Linux dari browser Chrome dengan dukungan Wayland yang ditingkatkan. Menurut dokumentasi Google sendiri, Lacros merupakan singkatan dari Linux and Chrome OS.

Diharapkan, Lacros bisa menawarkan pengalaman yang sama kepada pengguna seperti menjalankan Chrome di Chromebook standar. Dengan kata lain, browser akan berfungsi persis seperti bekerja di laptop Mac atau Windows.

Keuntungan dari Lacros adalah, Chrome dapat terus diperbarui setelah Chromebook habis masa pakainya dan tidak dapat lagi menerima pembaruan sistem.

Biasanya, Chromebook memiliki masa pakai sekitar lima hingga enam tahun, beberapa memiliki dukungan pembaruan hingga delapan tahun.

Sementara sistem operasi Chromebook tak lagi didukung Google, browser Chrome masih akan terus menerima pembaruan, yang pada akhirnya dapat memperpanjang umur perangkat tersebut lebih lama lagi.

Berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh AboutChromebooks, Lacros tampaknya menjadi fitur default pada rilis ChromeOS 116, yang siap diluncurkan sekitar 22 Agustus ini.

Bocoran fitur lain dalam pembaruan, terlihat browser Lacros akan terbuka dengan layar splash di ChromeOS saat sedang diperbarui.

Maka fitur akan menukar Chrome lama dengan browser Lacros baru. Demikian dikutip dari Digital Trends dan TechSpot, Jumat, 4 Agustus.