Regulator Sekuritas Massachusetts Mulai Investigasi Penggunaan Kecerdasan Buatan oleh Perusahaan Investasi
Sekretaris Negara Massachusetts, Bill Galvin, (foto: twitter @BillGalvin4MA)

Bagikan:

JAKARTA - Regulator sekuritas teratas negara bagian Massachusetts, Sekretaris Negara Bill Galvin, telah membuka investigasi terhadap cara-cara perusahaan investasi yang menggunakan kecerdasan buatan dalam interaksi mereka dengan para investor di negara bagian tersebut. Ia menyebut alasannya adalah  kekhawatiran tentang pertumbuhan teknologi ini dan potensi penggunaannya yang tidak terkendali.

Pada Kamis, 3 Agustus, Bill Galvin mengumumkan bahwa kantornya telah mengirimkan surat permintaan informasi kepada sejumlah perusahaan yang menggunakan atau mengembangkan kecerdasan buatan untuk bisnis mereka, termasuk JPMorgan Chase dan Morgan Stanley.

Perusahaan lain yang menerima surat termasuk Tradier Brokerage, US Tiger Securities, E*Trade, Savvy Advisors, dan Hearsay Systems, menurut juru bicara Galvin.

Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di perusahaan investasi telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Analisis Data: Perusahaan investasi menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis data secara cepat dan akurat. AI dapat memproses sejumlah besar data dari berbagai sumber, termasuk berita, laporan keuangan, dan data pasar, untuk mengidentifikasi tren dan pola yang relevan.

Prediksi Pasar: AI digunakan untuk memprediksi pergerakan pasar dan kinerja saham. Dengan memanfaatkan algoritma pemodelan statistik, AI dapat membantu investor membuat keputusan berdasarkan data historis dan tren pasar.

Personalisasi Investasi: Beberapa perusahaan investasi menggunakan AI untuk menyediakan rekomendasi investasi yang dipersonalisasi untuk setiap klien. AI dapat menganalisis profil risiko dan preferensi investasi klien untuk menawarkan portofolio yang sesuai.

Trading Algoritma: AI digunakan dalam sistem perdagangan algoritma yang kompleks. Algoritma ini memungkinkan perusahaan investasi untuk melakukan transaksi secara otomatis berdasarkan parameter tertentu, seperti harga dan volume saham.

Pengelolaan Risiko: AI digunakan untuk mengelola risiko investasi dengan mengidentifikasi potensi risiko dan memonitor portofolio secara real-time. Dengan analisis yang cepat, AI dapat membantu mengurangi risiko investasi.

Deteksi Penipuan: Perusahaan investasi menggunakan AI untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dan potensial penipuan. AI dapat menganalisis pola perilaku yang mencurigakan dan memberikan peringatan dini.

Customer Service: Beberapa perusahaan investasi menggunakan AI untuk meningkatkan layanan pelanggan. AI dapat memberikan jawaban cepat dan akurat terhadap pertanyaan klien dan membantu mengatasi masalah dengan lebih efisien.