JAKARTA - Adena Friedman, CEO Nasdaq, bursa saham internasional, telah mengumumkan penundaan rencana perusahaan untuk menyediakan layanan penyimpanan mata uang kripto. Keputusan ini diambil karena pengaruh "lingkungan peraturan" di Amerika Serikat.
Pada awalnya, Nasdaq berencana meluncurkan layanan penyimpanan aset kripto pada kuartal terakhir. Namun, dalam panggilan pendapatan kuartal kedua, CEO Adena Friedman mengungkapkan bahwa proyek tersebut telah dihentikan sementara.
Friedman menyatakan bahwa pertimbangan pergeseran bisnis dan tekanan regulasi di Amerika Serikat telah menyebabkan perusahaan memutuskan untuk menunda peluncuran bisnis kustodian aset digital AS dan upaya terkait untuk mendapatkan lisensi yang relevan.
Meskipun rencana penyimpanan mata uang kripto ditunda, Friedman menekankan bahwa Nasdaq tetap berfokus pada pengembangan teknologi dan memberikan solusi perangkat lunak aset digital. Perusahaan ini ingin menjadi penyedia solusi terkemuka untuk industri global aset digital.
BACA JUGA:
Saat ini, tekanan regulasi semakin meningkat di pasar kripto AS. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah mengambil tindakan terhadap beberapa perusahaan kripto yang diduga melanggar hukum sekuritas. Sebanyak 66 aset digital yang bernilai lebih dari 98 miliar dolar AS (sekitar Rp1,4 kuadriliun) telah dikategorikan sebagai sekuritas oleh regulator AS.
Tindakan ini telah menyebabkan beberapa bisnis seperti Bakkt, Etoro, dan Robinhood menghapus beberapa mata uang kripto dari platform mereka. Namun, setelah Ripple Labs dan XRP memenangkan kasus terkait penjualan terprogram, beberapa bursa telah memutuskan untuk mendaftarkan kembali XRP.
Situasi regulasi yang terus berubah ini mempengaruhi industri kripto secara keseluruhan, dan perusahaan-perusahaan seperti Nasdaq harus berhati-hati dan memantau perkembangan regulasi sebelum meluncurkan layanan kripto baru di Amerika Serikat.