JAKARTA - Keputusan beberapa negara anggota Uni Eropa untuk melarang perangkat produksi Huawei dan ZTE dari jaringan telekomunikasi 5G mereka, dibenarkan dan sesuai dengan panduan blok tersebut. Hal ini ditegaskan oleh kepala industri UE, Thierry Breton, pada Kamis, 15 Juni.
Beberapa minggu terakhir, Breton telah menyuarakan kekhawatiran bahwa beberapa negara anggota UE masih memiliki komponen berisiko tinggi dalam jaringan inti 5G mereka, dengan mengacu pada undang-undang negara ketiga yang mengganggu keamanan intelijen nasional dan data - sebuah referensi tersirat kepada China.
#5G security matters.
As of today, the EU Commission will not procure connectivity services that rely on equipment from #Huawei and #ZTE. https://t.co/3Y7MUZZrZ9 pic.twitter.com/JkFAas2Vao
— Thierry Breton (@ThierryBreton) June 15, 2023
Dia telah mendorong mereka untuk mematuhi panduan UE yang diadopsi dua tahun lalu yang mendorong negara anggota untuk menilai profil risiko pemasok secara nasional atau di tingkat UE, dan membatasi atau melarang pemasok 5G berisiko tinggi dari bagian inti jaringan telekomunikasi mereka.
"Komisi baru saja menerbitkan komunikasi yang mengkonfirmasi bahwa keputusan yang diambil oleh beberapa negara anggota untuk membatasi atau sepenuhnya mengecualikan Huawei dan ZTE dari jaringan 5G mereka dibenarkan dan sesuai dengan toolbox," kata Breton dalam konferensi pers, yang dikutip Reuters.
BACA JUGA:
Dia tidak menyebutkan nama negara-negara tersebut. Namun Breton mengatakan hanya 10 dari 27 negara anggota UE yang telah membatasi atau memblokir pemasok berisiko tinggi.
"Ini terlalu lambat, dan ini menimbulkan risiko keamanan besar dan mengungkapkan kerentanan serius bagi keamanan kolektif Uni ini, karena menciptakan ketergantungan besar bagi UE dan kerentanan yang serius," katanya.
Huawei, ZTE, dan Beijing dengan tegas menolak tuduhan Barat bahwa peralatan perusahaan mereka dapat digunakan untuk spionase.