Meta, Google, Snap dan TikTok Digugat karena Rusak Kesehatan Mental Pelajar di Maryland
Image Credit: dok. Pixabay

Bagikan:

JAKARTA - Sistem Publik Howard County di Maryland, Amerika Serikat (AS), baru saja mengajukan gugatan kepada sejumlah raksasa media sosial. Diduga, platform mereka berkontribusi pada krisis kesehatan mental di kalangan pelajar.

Gugatan tersebut ditujukan pada Meta, Google, Snap, dan ByteDance, mengklaim jejaring sosial yang dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan ini adalah produk adiktif dan berbahaya.

Selain itu, media sosial mereka juga dapat mengubah cara anak-anak berpikir dan berperilaku. Setiap platform juga dituduh mendorong perbandingan sosial negatif yang tidak sehat, pada gilirannya menyebabkan masalah citra tubuh dan gangguan mental serta fisik terkait pada anak-anak.

Dalam hal ini, mereka menyebut fitur kontrol orang tua di seluruh media sosial itu terbilang cacat, dan aplikasi juga memiliki celah keamanan di mana mereka dapat dengan bebas mempromosikan konten eksploitasi seksual anak.

"Selama dekade terakhir, Tergugat telah tanpa henti mengejar strategi pertumbuhan dengan segala cara, dengan sembrono mengabaikan dampak produk mereka terhadap kesehatan mental dan fisik anak-anak," ungkap gugatan tersebut.

“Dalam perlombaan untuk memojokkan pasar pengguna tween dan remaja yang 'berharga tetapi belum tersentuh', setiap Tergugat merancang fitur produk untuk mempromosikan penggunaan berulang dan tidak terkendali oleh anak-anak," imbuhnya.

Melansir The Verge, Sabtu, 3 Juni, Sistem Sekolah Umum Howard County bukan satu-satunya distrik sekolah yang mengajukan gugatan terhadap Meta, Google, Snap dan ByteDance.

Adapun, sistem sekolah di negara bagian AS, termasuk Washington, Florida, California, Pennsylvania, New Jersey, Alabama, Tennessee dan lainnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Keamanan Meta Antigone Davis menyatakan, pihaknya telah lama berinvestasi untuk menghapus konten-konten yang kontroversial.

Dia mengakui, masalah seperti itu cukup rumit, karenanya Davis berjanji akan terus bekerja mengembangkan fitur untuk mencegahnya, termasuk meminta para orang tua agar dapat mendampingi anak-anak mereka.

“Kami telah berinvestasi dalam teknologi yang menemukan dan menghapus konten terkait bunuh diri, melukai diri sendiri, atau gangguan makan sebelum ada yang melaporkannya kepada kami,” jelas Davis.

"Ini adalah masalah yang rumit, tetapi kami akan terus bekerja sama dengan orang tua, pakar, dan regulator seperti jaksa agung negara bagian untuk mengembangkan alat, fitur, dan kebijakan baru yang memenuhi kebutuhan remaja dan keluarga mereka," imbuhnya.

Demikian juga dengan Google, yang membantah tuduhan tersebut dan menegaskan perusahaan telah membangun pengalaman yang sesuai dengan usia anak-anak, bahkan memberikan orang tua kontrol yang kuat. Namun, Snap dan ByteDance belum menanggapi terkait gugatan ini.

“Bekerja sama dengan spesialis perkembangan anak, kami telah membangun pengalaman yang sesuai usia untuk anak-anak dan keluarga di YouTube, dan memberi orang tua kontrol yang kuat," tutur juru bicara Google José Castaneda.