Bagikan:

JAKARTA - Penjelajah Zhurong milik China diklaim berhasil membuktikan Mars pernah memiliki air yang begitu deras dan terletak di bukit pasir kecil planet tersebut.

Bukti itu diteliti oleh para ilmuwan melalui data yang diperoleh Zhurong, menyiratkan Planet Merah adalah dunia berair yang kaya garam sekitar 400.000 tahun yang lalu.

Laporan ini datang setelah penjelajah Zhurong belum terbangun sejak hibernasi pada musim dingin Mars hampir setahun yang lalu.

Kemungkinan besar, karena panel suryanya tertutup debu yang mengakibatkan sumber tenaganya berhenti dan mencegah rover beroperasi kembali.

Sebelum mengalami hal itu, Zhurong mengamati bukit pasir kaya garam dengan retakan dan kerak, yang menurut para ilmuwan kemungkinan besar bercampur dengan embun beku atau salju pagi yang mencair beberapa ratus ribu tahun lalu.

Ilmuwan mengungkapkan, perkiraan rentang waktu itu terjadi ketika retakan dan fitur bukit pasir lainnya terbentuk di Utopia Planitia Mars, dataran luas di belahan bumi utara sekitar 1,4 juta hingga 400.000 tahun yang lalu atau bahkan lebih baru.

Ketika Zhurong berkelana mendekati bukit pasir targetnya, yang berukuran sangat kecil dibandingkan dengan bukit pasir dua lantai besar yang dipelajari penjelajah Curiosity milik NASA di tempat lain Mars, instrumen laser-induced breakdown spectrometer (MarSCoDe) di atas penjelajah tersebut mengubah butiran pasir menjadi partikel berukuran milimeter.

Namun, air yang mengandung garam tersebut tidak bertahan lama. Suhu di Mars berayun liar dan melonjak di pagi hari antara jam 5 pagi dan 6 pagi, sehingga air itu menguap dan meninggalkan garam serta mineral baru lainnya yang kemudian meresap di antara butiran pasir di bukit pasir, menyatu untuk membentuk kerak.

Susunan kimia membuktikan adanya mineral terhidrasi seperti sulfat, silika, besi oksida dan klorida. Menurut ilmuwan, mineral ini terbentuk di hadapan air di garis lintang rendah di akhir era Amazon di Mars, yang sebelumnya dianggap para ilmuwan kering tulang.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Science Advances, para ilmuwan menyatakan dengan mempelajari struktur dan susunan kimia bukit pasir ini dapat memberikan wawasan tentang kemungkinan aktivitas air selama periode tersebut, dan area huni yang layak.

"Kami pikir itu bisa menjadi jumlah kecil, tidak lebih dari lapisan air di permukaan," ujar rekan penulis Xiaoguang Qin dari Institut Geologi dan Geofisika.

Penjelajah tidak secara langsung mendeteksi air dalam bentuk es. Tapi Qin mengatakan simulasi komputer dan pengamatan oleh pesawat ruang angkasa lain di Mars menunjukkan saat ini atau pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, kondisinya cocok untuk munculnya air.

Diluncurkan pada 2020, Zhurong dinamai menurut nama dewa api dalam mitologi China, dia tiba di Mars pada 2021 dan menghabiskan satu tahun berkeliaran sebelum hibernasi pada Mei tahun lalu.

Penjelajah tersebut beroperasi lebih lama dengan enam roda yang tersemat dari target awal, menempuh jarak lebih dari satu mil. Demikian dikutip dari Space dan Phys, Selasa, 2 Mei.