JAKARTA - NASA mengungkapkan temuan terbarunya terkait planet ekstrasurya bernama KOI-5Ab. Unik sekaligus membuat bingung para astronom adalah karena planet ini mengorbit di antara tiga bintang.
Sebenarnya, planet KOI-5Ab ini sudah ditemukan pada 2009 melalui teleskop Kepler milik NASA. Namun, kemudian para peneliti “meninggalkan” fokus riset dari KOI-5Ab. Pasalnya, para ilmuwan mempunyai ribuan kandidat lain yang lebih mudah dikenali sebagaimana yang dikutip dari New York Post.
“KOI-5Ab ditinggalkan karena rumit dan kami memiliki ribuan kandidat,” ujar David Ciardi, kepala tim peneliti di Institut Sains Exoplanet NASA, pada Selasa, 19 Januari.
“Ada hasil yang lebih mudah daripada KOI-5Ab dan kami belajar sesuatu yang baru dari Kepler setiap hari, sehingga KOI-5 hampir terlupakan,” tambah Ciardi.
Planet yang berada di konstelasi Cygnus ini memiliki jarak sejauh 1.800 tahun cahaya dari planet Bumi, dengan perkiraan setiap satu tahun cahaya sekitar 6 triliun mil.
BACA JUGA:
Melansir Space, berkat teleskop TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) milik NASA yang diluncurkan pada 2018, KOI-5Ab kembali mendapat perhatian para astronom. TESS juga mendeteksi sebuah sinyal dari sistem KOI-5, yang dihasilkan oleh planet potensial tersebut.
Sebagai informasi tambahan, KOI-5Ab memiliki ukuran setengah Saturnus. Dalam sistem bintangnya, planet ini mengorbit planet yang lain, yaitu KOI-5A selama 5 hari sekali.
“Kami tidak tahu banyak planet yang ada di sistem bintang tiga dan yang ini sangat istimewa karena orbitnya miring,” ujar Ciardi.
“Kami masih mempunyai banyak pertanyaan terkait bagaimana dan kapan planet dapat terbentuk dalam sistem bintang ganda dan bagaimana sifatnya dibandingkan dengan planet dalam sistem bintang tunggal. Dengan mempelajari sistem ini secara lebih mendetail, mungkin kita bisa memperoleh pemahaman tentang bagaimana alam semesta membuat planet.”
Justru sebaliknya, planet KOI-5A dan KOI-5B saling mengitari satu sama lain setiap tiga puluh tahun sekali. Sedangkan planet satunya lagi, yaitu KOI-5C mengelilingi kedua planet tersebut setiap empat ratus tahun sekali. KOI-5C pergi dari kumpulan empat benda langit lainnya dari orbit miring sebagai akibat pesawat (orbital plane) yang berbeda.
Sampai saat ini belum jelas penyebab kemiringan orbit itu, walaupun para ilmuwan “percaya bahwa bintang kedua secara gravitasi ‘menendang’ planet selama perkembangannya, mengubah orbitnya dan menyebabkannya bermigrasi ke dalam,” ujar pihak NASA.
Mereka juga meyakini bahwa sistem planet tiga bintang itu diperkirakan hanya sekitar 10 persen dari seluruh sistem bintang tersebut. Temuan ini telah dipresentasikan oleh para peneliti di American Astronomical Society.