Penyebab Aturan Kripto di AS Belum Jelas, Eksekutif Barclays: Regulator Sempat Mengira <i>Cryptocurrency</i> Bakal Mati
Regulasi kripto di Amerika Serikat masih belum jelas dan menimbulkan perseteruan antara regulator dan komunitas kripto. (Foto; Dok. Blockchain News)

Bagikan:

JAKARTA - Kerangka hukum untuk mata uang kripto telah ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun tanpa adanya kepastian yang jelas. Salah satu eksekutif Barclays menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena regulator mengira aset digital akan hilang begitu saja.

Kurangnya aturan yang disesuaikan telah membuat Securities and Exchange Commission (SEC) AS menargetkan kripto melalui "regulasi melalui penegakan hukum," bukan dengan mengeluarkan pedoman yang jelas, seperti yang dikatakan oleh para tokoh industri.

Bahkan, selama 10 bulan terakhir, badan-badan AS telah meningkatkan upaya penegakan hukum terhadap kripto setelah terjadinya kegagalan tiba-tiba dari perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Celsius, Voyager dan FTX. Regulator seringkali mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan setelah mereka mengajukan kebangkrutan, sehingga pengguna (dan dana mereka) terlantar.

Beberapa pembuat kebijakan membiarkan pasar "melakukan apa yang ingin dilakukannya karena mereka mengira pasar akan mati dengan sendirinya," ujar Nicole Sandler, kepala kebijakan digital di Barclays, baru-baru ini pada sebuah konferensi fintech di London seperti dilaporkan oleh Decrypt.

"Dan ternyata, pasar kripto tidak mati, malah tumbuh dan tumbuh," tambahnya.

Sandler merupakan bagian dari diskusi pada tahun 2016 mengenai kerangka hukum untuk aset digital dengan Komisi Eropa. Meskipun mengakui bahwa industri ini masih dalam tahap awal pada waktu itu, ia menegaskan bahwa bukan itu alasan regulator untuk menghindari menetapkan aturan.

"Bukan karena industri ini masih awal sehingga tidak bisa diatur, tetapi karena regulator memilih untuk melihat ke mana pasar akan bergerak," ujar Sandler. "Dan sekarang mereka tahu bahwa mereka harus mengaturnya. Namun, masalahnya adalah regulasi membutuhkan waktu yang lama dari awal hingga selesai."

Blockworks baru-baru ini melaporkan tiga agensi perbankan AS teratas, termasuk Federal Reserve, menyatakan bahwa risiko terkait sektor kripto tidak boleh merembes ke dalam sistem perbankan. Mereka memperingatkan bahwa lembaga yang mengeluarkan atau memegang aset digital "sangat mungkin tidak konsisten dengan praktik perbankan yang aman dan sehat."

Secara terpisah, SEC memberikan pemberitahuan Wells kepada Coinbase, yang menuduh pelanggaran hukum sekuritas federal. Beberapa hari kemudian, Binance didakwa oleh Commodity Futures Trading Commission atas dugaan penghindaran aturan perdagangan dan derivatif.

Sejak tahun 2013, SEC telah memberikan denda sebesar lebih dari 2,6 miliar dolar AS (Rp38,7 triliun) kepada startup kripto, sementara pertempuran pengadilan SEC yang panjang dengan Ripple tampaknya akan menentukan bagaimana kripto diatur ke depannya.