Bagikan:

JAKARTA - Roblox, platform game populer untuk anak-anak yang populer, menghadapi masalah yang serius terkait dugaan pencucian uang. Sebuah laporan baru yang diajukan ke pengadilan federal San Francisco pada  Selasa 28 Maret menyatakan bahwa lebih dari 300 pengguna diduga melakukan pencucian uang dengan membeli item palsu dalam game menggunakan mata uang dalam game. Temuan ini tentu saja mengejutkan komunitas gamer. Namun, apa sebenarnya yang terjadi?

Kasus dugaan pencucian uang di Roblox ini membuat para penggemar kebingungan. Awalnya, kasus ini berasal dari gugatan kelas yang diajukan hampir dua tahun lalu. Gugatan ini mengklaim bahwa Roblox sewenang-wenang menghapus item dalam game dari pemain setelah item tersebut dijual.

Dokumen penyelesaian kasus tersebut juga mengungkapkan bahwa beberapa pengguna tidak akan menerima sebagian dari pembayaran 7,5 juta dolar AS (Rp112 miliar). Hal ini karena 311 akun telah menghabiskan lebih dari 1.000 dolar AS (Rp15 jutaan) untuk transaksi mencurigakan dalam game.

Penggunaan mata uang dalam game untuk mencuci uang sebenarnya telah menjadi masalah lama bagi kalangan komunitas gamer, dengan kartu kredit yang dicuri digunakan untuk membeli uang virtual dan menjualnya dengan harga diskon.

Menurut laporan NFT Evening, firma hukum Chicago, Edelson PC, mengajukan gugatan pada tahun 2021 terhadap Roblox atas nama seorang gadis di bawah 18 tahun yang membeli item dalam game dari pemain lain. Roblox diduga menghapus item-item tersebut secara sewenang-wenang, dengan mengambil 30 persen dari setiap transaksi.

Penyelesaian kasus ini membutuhkan persetujuan pengadilan, tetapi Roblox telah setuju untuk membayar pengguna yang terkena dampak sebesar Rp112 miliar. Namun, proposal penyelesaian tersebut membuat beberapa pengguna Roblox tidak memenuhi syarat untuk menerima uang karena perilaku mereka dianggap mencurigakan. Pengadilan diperkirakan akan menyetujui kesepakatan tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

William Nevius, juru bicara Roblox, menyangkal tuduhan pencucian uang. Ia mengatakan perusahaan akan segera mengajukan jawaban tertulis atas gugatan tersebut. Meskipun demikian, platform game ini telah memiliki tindakan pencegahan pencucian uang yang memadai. Namun, masalah yang muncul dalam kasus ini bukanlah terkait dengan itu.

Roblox memperbolehkan pengguna untuk menjual Robux (mata uang virtual yang digunakan dalam platform game online Roblox) kembali ke perusahaan ketika mencapai 30.000. Namun, terdapat pasar sekunder untuk membeli dan menjual Robux, dan hal ini bisa menyebabkan penipuan.

Game lain seperti Fortnite juga telah melaporkan penipuan serupa. Secara keseluruhan, Roblox mengklaim telah memperhatikan hukum terkait pencucian uang saat membangun struktur perusahaannya.