Bagikan:

JAKARTA - BAE Systems, perusahaan asal Inggris, mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka akan bekerja sama dengan Heart Aerospace dari Swedia dalam mengembangkan sistem baterai untuk pesawat listrik regional ES-30 milik Heart.

"Pengalaman BAE Systems yang luas dalam mengembangkan baterai untuk aplikasi kendaraan darat berat, serta pengalaman mereka dalam mengembangkan sistem kontrol yang kritis untuk penerbangan membuat mereka menjadi mitra yang ideal dalam langkah penting ini untuk ES-30 dan industri penerbangan. Kami berharap dapat bersama-sama dalam upaya mendekarbonisasi perjalanan udara," KATA Sophia Graflund, Chief Operating Officer Heart Aerospace, dikutip dari lama BAE System.

ES-30 akan didukung oleh empat motor listrik, dengan jarak tempuh seluruhnya sejauh 200 kilometer, jarak tempuh hibrida cadangan yang diperpanjang sejauh 400 kilometer dengan 30 penumpang, dan kemampuan untuk terbang hingga 800 kilometer dengan 25 penumpang, kata BAE Systems.

Heart Aerospace memiliki total pesanan sebanyak 230 dan 100 opsi untuk ES-30, serta surat pernyataan minat untuk 108 pesawat tambahan.  

ES-30 juga akan memiliki jalur peningkatan yang hemat biaya dan dapat diskalakan seiring berkembangnya teknologi baterai di masa depan. Rencana peningkatan baterai memungkinkan peningkatan energi yang dapat digunakan dengan berat yang sama, sehingga durasi penerbangan lebih lama dan opsi rute diperluas.

Pesawat terbang pertama yang bertenaga listrik adalah pesawat terbang eksperimental milik pembuat pesawat Slovenia, Pipistrel. Pesawat ini disebut dengan nama "Taurus Electro" dan terbang perdana pada tahun 2007 di Slovenj Gradec, Slovenia.

Pesawat terbang listrik lainnya yang bertenaga listrik dan berhasil terbang adalah pesawat terbang eksperimental yang tidak lagi terbang saat ini. Cri-Cri, pesawat terbang listrik bertenaga listrik ini dibangun oleh perusahaan Prancis, Aero Composites Saintonge, dan berhasil terbang pada tahun 2010.

Namun, pesawat ini hanya dirancang untuk penerbangan eksperimental dan tidak diproduksi secara massal. Saat ini, pesawat itu mungkin dipajang di museum atau pusat penerbangan sebagai sejarah awal pengembangan pesawat terbang bertenaga listrik.