JAKARTA - Perusahaan desainer chip terkemuka, Nvidia Corp, pada Senin 27 Maret memperlihatkan penelitian baru yang menjelaskan bagaimana kecerdasan buatan (AI) bisa digunakan untuk meningkatkan desain chip. Proses desain chip melibatkan dalam menentukan di mana menempatkan puluhan miliar saklar kecil bernama transistor pada sepotong silikon untuk membuat chip yang bekerja.
Penempatan transistor yang tepat memiliki dampak besar pada biaya, kecepatan, dan konsumsi daya chip. Insinyur desain chip menggunakan perangkat lunak desain kompleks dari perusahaan seperti Synopsys Inc dan Cadence Design Systems Inc untuk membantu mereka mengoptimalkan penempatan transistor.
Pada Senin lalu, Nvidia merilis sebuah makalah yang menunjukkan bahwa mereka bisa menggunakan kombinasi teknik kecerdasan buatan untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menempatkan kelompok besar transistor.
BACA JUGA:
Makalah tersebut bertujuan untuk meningkatkan makalah tahun 2021 oleh Google milik Alphabet Inc, yang kemudian menjadi bahan kontroversi. Penelitian Nvidia mengambil upaya yang sudah ada yang dikembangkan oleh peneliti Universitas Texas menggunakan apa yang disebut pembelajaran penguatan dan menambahkan lapisan kedua kecerdasan buatan di atasnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Kepala ilmuwan Nvidia, Bill Dally, mengatakan pekerjaan ini penting karena perbaikan manufaktur chip sedang melambat dengan biaya per transistor dalam teknologi manufaktur chip generasi baru sekarang lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Hal itu bertentangan dengan prediksi terkenal oleh pendiri Intel Corp, Gordon Moore, bahwa chip akan selalu menjadi lebih murah dan cepat. "Anda tidak lagi mendapatkan ekonomi dari skalabilitas itu," kata Dally, seperti dikutip Reuters. "Untuk terus maju dan memberikan lebih banyak nilai kepada pelanggan, kita tidak bisa mendapatkannya dari transistor yang lebih murah. Kami harus mendapatkannya dengan menjadi lebih pintar dalam desain."