Bagikan:

JAKARTA – Salah satu platform metaverse terkemuka, The Sandbox (SAND), telah berhasil menarik minat para pemain besar dan tokoh terkemuka dari berbagai kalangan termasuk para selebritas papan atas dalam beberapa tahun terakhir. SAND aktif menjalin kemitraan dengan berbagai individu maupun perusahaan terkenal.

Terlepas dari semua itu, investor SAND dihebohkan dengan munculnya entitas pemilik kripto SAND dalam jumlah besar, biasa disebut Whale atau paus, yang memindahkan SAND bernilai ratusan juta dolar ke alamat dompet digital lain.

Pada  Rabu, 29 Maret, seekor paus Sandbox yang terkenal memindahkan 409 juta token SAND, senilai hampir 260 juta dolar AS (Rp3,9 triliun) ke alamat baru. Menurut Santiment, ini adalah token terbanyak yang dipindahkan sejak 13 Agustus 2022, mewakili 13,7 persen dari total pasokan token.

Menurut Etherscan, pemegang dompet tersebut menempati urutan kedua setelah dompet The Sandbox Genesis dalam hal token yang dimiliki. Pengguna khawatir paus bisa jadi sedang mempersiapkan aksi jual besar-besaran, mengingat berkurangnya pemain besar sejak awal tahun.

Menurut laporan DailyCoin, pada tanggal 1 Januari, alamat teratas memegang 77 persen dari total pasokan SAND. Namun, pada saat penulisan, jumlah tersebut telah turun menjadi 74 persen, terendah sejak dimulainya proyek ini pada tahun 2021.

Jika paus memutuskan untuk menjual token mereka akan berpengaruh pada performa harga SAND. Di sisi lain, minat investor ritel terhadap SAND telah berkurang meskipun token tersebut turun dari harga tertinggi sepanjang masanya (ATH). Aktivitas jaringan telah melambat, dan alamat baru yang memiliki token juga telah menurun dalam beberapa minggu terakhir. Kendati begitu, belum diketahui tindakan Whale selanjutnya.

Menurut CoinGecko, harga SAND telah turun sekitar 92 persen dari rekor tertingginya di level Rp119.911 pada 25 November 2021. Saat penulisan, token SAND diperdagangkan di harga Rp9.400-an. SAND mengalami penurunan sebesar 2,7 persen dalam satu pekan terakhir.