Pengguna Harus Tahu 7 Kekurangan Transfer Uang dengan BI Fast
Ilustrasi Bank Indonesia (foto: Dok. Antara)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Bank Indonesia (BI) meluncurkan platform pembayaran baru yang dinamai Bank Indonesia Fast Payment atau BI Fast pada 21 Desember 2021. Layanan tersebut memiliki sejumlah keunggulan salah satunya adalah patokan tarif yang lebih murah yakni Rp2.500 per transaksi transfer antarbank.  Meski memiliki sejumlah kelebiha, pengguna juga harus tahu kekurangan transfer uang dengan BI Fast.

Kekurangan Transfer Uang dengan BI Fast

Meski patokan tarif transfer antarbank yang harus dibayar masyarakat lebih murah dari sebelumnya, dari yang semula Rp6.500 menjadi Rp2.500, ada sejumlah kekurangan saat kegiatan transfer uang dilakukan dengan metode BI Fast yakni sebagai berikut.

  1. Limit Transfer Terbatas

Nilai nominal transfer yang bisa dilakukan melalui BI Fast maksimal adalah Rp250.000.000. Angka tersebut memang cukup besar bagi sebagian orang namun tak cukup besar untuk sebagiannya lagi. Nasabah yang ingin transfer uang dengan angka lebih besar harus mengambil alternatif kliring yakni pemindahan uang antarrekening dengan jeda waktu tertentu.

  1. Pelayanan Tak Benar-benar 24 Jam

Layanan BI Fast ternyata tak benar-benar 24/7 atau 24 jam di 7 hari. Pada kenyataannya waktu layanan BI Fast di beberapa bank dibatasi. Layanan BI Fast di beberapa bank akan mengalami kesulitan transfer di jam tertentu. Hal itu terjadi karena BI Fast belum sepenuhnya terintegrasi dengan seluruhjasa perbankan. Hal ini cukup menyulitkan masyarakat yang harus melakukan transaksi tak terduga yang harus dilakukan saat itu juga.

  1. Belum Terintegrasi dengan Seluruh Bank

Ternyata belum semua bank terintegrasi dengan layanan BI Fast. Hanya beberapa bank saja yang menyantumkan BI Fast ke dalam layanan mereka. Artinya sebagian masyarakat belum mendapatkan layanan BI Fast saat menggunakan bank tertentu yang belum teritegrasi dengan BI Fast. Dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, per 23 maret, jumlah peserta BI-FAST sejak layanan tersebut diluncurkan adalah 122 peserta.

  1. Kerap Terjadi Maintenance

Kekurangan BI Fast lain yang cukup mengganggu adalah sering dilakukan maintenance atau pemeliharaan dan perbaikan. Akibatnya pengguna mengalami kendala saat menggunakan BI Fast. Kondisi tersebut menyebabkan transaksi gagal atau offline. Pengguna harus menungggu beberapa saat agar bisa menggunakan layanan itu lagi.

  1. Terbatas pada Transfer Debit dan Kredit

BI Fast saat ini masih berfokus pada layanan transfer debit dan kredit sehingga masyarakat yang ingin melakukan pembayaran melalui virtual account (VA), kartu kredit, atau dompet digital lain harus mencari cara lain dengan tidak menggunakan BI Fast.

Pengguna juga hanya bisa memakai sistem pembayaran BI Fast lewat lembaga perbankan saja, sedangkan untuk sistem pembayaran lain seperti ATM, EDC dan QR belum diterapkan.

  1. Belum Ada Penambahan Teknologi

Untuk menunjang BI Fast di masa depan, pihak bank harus memiliki teknologi yang memungkinkan menggunakan layanan BI Fast secara mudah dan praktis. Saat ini penggunaan layanan BI Fast masih terbatas dengan metode tertentu dan kondisi tersebut masih bisa berkembang. Bank dituntut untuk menghadirkan teknologi baru untuk menunjang layanan tersebut untuk masyarakat luas tanpa pandang bulu.

  1. Butuh Dana untuk Perawatan Teknologi

Seperti diketahui, dalam melaksanakan sistem pembayaran BI Fast, setiap bank yang menjadi peserta harus memiliki infrastruktur pendukung yang memastikan layanan berjalan dengan aman dan lancar. Oleh karena itu bank harus menjaga infrastruktur tersebut dengan mengeluarkan biaya. Kekurangan ini condong dirasakan oleh pihak bank.

Itulah beberapa kekurangan transfer uang dengan BI Fast. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.