JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan rekor intraday dengan melonjak ke level tertinggi sebesar 21.605 dolar AS (Rp332 jutaan) di bursa Bitstamp. Kenaikan ini terjadi setelah para pejabat AS dikabarkan siap melindungi semua deposito di Silicon Valley Bank. Bank yang menjadi tujuan utama para startup AS ini baru-baru ini mengalami keruntuhan mendadak yang menyebabkan kepanikan di kalangan pelaku industri teknologi.
Para eksekutif kripto berpendapat bahwa perbankan terpusat adalah penyebabnya, tetapi ketika sebuah perusahaan kripto besar mengungkapkan bahwa mereka memiliki miliaran dolar yang terperangkap di Silicon Valley Bank, nadanya berubah. Penurunan harga USD Coin, sebuah stablecoin, dari harga 1 dolar AS menjadi 87 sen turut memicu gelombang penjualan di antara para pemegangnya dan memberikan tekanan pada bank-bank yang melayani industri kripto.
Menurut laporan Minggu 12 Maret oleh The Washington Post, pihak berwenang AS sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melindungi semua simpanan yang tidak diasuransikan di bank yang gagal tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan yang lebih luas dalam sistem keuangan AS.
BACA JUGA:
Meskipun Menteri Keuangan Janet Yellen menyatakan bahwa tidak akan ada dana talangan dari pemerintah untuk bank yang bermasalah tersebut setelah keruntuhannya yang penuh gejolak, ia menegaskan bahwa para deposan dari institusi yang terkepung tersebut tidak akan dibiarkan menghadapi masalah ini sendirian. Pada Senin, 13 Maret kinerja Bitcoin diperkirakan akan menjadi penuh gejolak di tengah drama SVB dan juga dipengaruhi oleh kondisi pasar saham AS yang tidak stabil.
Meskipun harga Bitcoin mengalami kenaikan signifikan di tengah laporan tentang Silicon Valley Bank, namun perkembangan bank tersebut tetap menjadi sorotan publik. Para pejabat pemerintah Amerika Serikat sedang mempertimbangkan opsi untuk melindungi semua simpanan yang tidak diasuransikan di bank yang bermasalah tersebut untuk mencegah penyebaran yang lebih luas dalam sistem keuangan AS.
Namun demikian, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, memastikan bahwa para deposan tidak akan dibiarkan menghadapi masalah ini sendirian. Meskipun begitu, peristiwa ini dapat memicu tekanan pada bank-bank yang melayani industri kripto dan menyebabkan gelombang penjualan di antara para pemegangnya.