Kemenhub Siap Lakukan Uji Coba Penerbangan <i>Seaplane</i> di Danau Toba
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah Batara Pardede, Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kemenhub Ir Junaidi, bersama Chief Medical Officer Trauma Center F1 Powerboat dr Steven Anthonis, (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melakukan uji coba penerbangan pesawat air (seaplane) di atas Danau Toba, Sumatera Utara, 26 Februari. Hal ini diharapkan dapat menjadi opsi transportasi bagi turis di masa mendatang.

Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan, Ir Junaidi, mengatakan bahwa rencananya ada dua kali proses take off dan landing yang akan dilaksanakan di perairan Danau Toba. Kendaraan ini ditujukan untuk wisatawan, dengan kapasitas empat orang, tetapi nantinya akan menjadi lebih besar lagi.

"Rencananya, ada dua kali proses take off dan landing yang dilaksanakan di perairan Danau Toba," kata Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan Ir Junaidi, di Balige, Sumut, Sabtu, 25 Februari. 

Pesawat seaplane yang digunakan untuk uji coba tersebut didatangkan dari Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi, sebuah perguruan tinggi milik Kemenhub yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara yang menyediakan pendidikan penerbangan air dan mencetak pilot-pilot seaplane andal.

Uji coba seaplane di Danau Toba akan menjadi yang pertama kali di Indonesia dan akan mendapatkan penghargaan dari MURI khusus untuk landing seaplane di Indonesia, khususnya di Danau Toba.

Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kemenhub, Heri Sudarmaji, menjelaskan bahwa uji coba seaplane di rangkaian acara F1 Powerboat adalah sebagai upaya untuk mempromosikan perguruan tinggi di bawah Kemenhub dan melihat potensi pengembangan pariwisata lewat kehadiran seaplane.

Kemenhub juga ingin menjajaki potensi untuk memfasilitasi pelatihan pilot seaplane dan untuk wisata sehingga wisatawan yang datang ke Danau Toba dapat lebih cepat naik seaplane daripada menggunakan transportasi darat yang memakan waktu lebih lama.

“Kendaraan ini rencananya untuk turis-turis, kapasitasnya empat orang tapi nanti ke depannya akan lebih besar lagi. Ini adalah pesawat udara yang bisa mendarat di perairan,” katanya pula.

Direktur API Banyuwangi, Kapten Daniel Dewantoro Rumani, mengatakan bahwa uji coba seaplane disesuaikan dengan rangkaian balap F1 Powerboat yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Februari, pukul 12.15-12.50 WIB. API juga telah membuat desain bandar udara perairan pertama di danau, sehingga dapat menunjang pengembangan sektor pariwisata di daerah tersebut.

“Khusus untuk di danau, ini baru pertama kalinya. Sehingga, ini juga akan mendapatkan penghargaan dari MURI khusus untuk landing seaplane di Indonesia, khususnya Danau Toba," katanya lagi.

Seaplane yang menjadi favorit di dunia saat ini adalah pesawat Kodiak Quest yang diproduksi oleh perusahaan AS, Quest Aircraft Company. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk lepas landas dan mendarat di permukaan air maupun landasan darat, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti transportasi penumpang dan kargo, pemadam kebakaran, dan misi pencarian dan penyelamatan.

Kodiak Quest juga dilengkapi dengan teknologi modern seperti sistem navigasi dan komunikasi yang canggih serta mesin yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Seaplane atau pesawat amfibi memiliki kemampuan untuk lepas landas dan mendarat di atas air, dan ini terjadi karena adanya teknologi khusus yang memungkinkan pesawat untuk bisa melakukan kedua tindakan tersebut dengan aman. Beberapa teknologi yang membuat seaplane bisa mendarat dan tidak tenggelam di air antara lain:

Floats atau ponton: Seaplane dilengkapi dengan floats atau ponton, yaitu roda yang terbuat dari bahan khusus yang bisa mengapung di air dan menopang berat pesawat ketika mendarat di atas air. Floats juga memiliki bentuk aerodinamis dan bisa memberikan daya angkat yang dibutuhkan saat lepas landas.

Sistem hidraulik: Seaplane dilengkapi dengan sistem hidraulik yang bisa menggerakkan floats untuk mengatur ketinggian dan posisi pesawat di atas air. Sistem ini juga membantu pesawat untuk bisa menstabilkan posisi saat terjadi angin kencang atau gelombang besar.

Mesin yang kuat: Seaplane dilengkapi dengan mesin yang cukup kuat dan mampu menggerakkan pesawat saat mendarat dan lepas landas dari atas air. Mesin ini biasanya dilengkapi dengan sistem pendingin khusus agar tidak rusak ketika terkena air.

Sistem navigasi: Seaplane dilengkapi dengan sistem navigasi yang lengkap, termasuk GPS, radar, dan sistem komunikasi, agar bisa membantu pilot untuk menghindari bahaya dan menavigasi pesawat dengan aman.

Teknologi desain: Seaplane didesain dengan bentuk khusus yang bisa memaksimalkan daya angkat dan mengurangi hambatan udara ketika terbang. Desain aerodinamis ini juga membantu pesawat untuk bisa mendarat dengan mulus di atas air.

Dengan teknologi-teknologi di atas, seaplane bisa mendarat dan tidak tenggelam di air dengan aman, dan menjadi salah satu pilihan transportasi yang efektif dan efisien di daerah-daerah dengan perairan yang luas.