JAKARTA - Presiden China, Xi Jinping mengatakan bahwa China harus menyelesaikan masalah dalam bidang teknologi kunci dari bawah ke atas. Hal ini dilaporkan oleh media pemerintah negeri itu, ketika China menghadapi meningkatnya jumlah pengendalian ekspor teknologi canggih yang terutama berasal dari Amerika Serikat.
Xi mengatakan pada Selasa, 21 Februari, selama sesi studi Politbiro yang terdiri dari 24 orang, salah satu badan pengambilan keputusan tertinggi Partai Komunis China yang berkuasa, bahwa China perlu memperkuat riset dasar di bidang sains dan teknologi jika ingin mencapai kemandirian dan menjadi kekuatan teknologi global, seperti dilaporkan agensi berita resmi Xinhua .
"Untuk menghadapi persaingan sains dan teknologi internasional, mencapai tingkat otonomi dan peningkatan diri yang tinggi... kita sangat perlu memperkuat riset dasar dan menyelesaikan masalah teknologi kunci dari sumbernya," Xi dikutip oleh Xinhua.
BACA JUGA:
Panggilan tersebut muncul saat China menghadapi angin yang datang dari belakang dalam upaya bertahun-tahun untuk mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat dan sekutunya dalam teknologi semikonduktor canggih. Dilaporkan oleg Reuters, pada Januari, Jepang dan Belanda setuju untuk mematuhi pembatasan ekspor terhadap sektor chip China yang diumumkan oleh pemerintah AS pada Oktober 2022.
Sanksi AS awal ditujukan pada pembelian China dari chip komputasi kecerdasan buatan (AI) canggih, serta peralatan yang pabrik chip bisa gunakan untuk menghasilkan chip komputasi terkemuka.
Xi juga mengatakan pada Selasa lalu bahwa perlu untuk mengembangkan bakat teknologi terbaik China, mengulangi pidato pada tahun 2021 di mana ia mengatakan bahwa pada tahun 2035, China "harus menjadi salah satu negara terdepan di dunia dalam hal kekuatan dan kekuatan teknologi strategis serta pasukan bakat berkualitas tinggi."