Bagikan:

JAKARTA - Meta sekali lagi mencoba menggebrak pasar China, kali ini melalui kerja sama perangkat keras Virtual Reality (VR) dengan Tencent Holdings.

Menurut laporan outlet berita teknologi, China 36Kr, pembicaraan antara Tencent dan Meta dimulai tahun lalu dan berlanjut dalam beberapa bulan terakhir.

Tim Extended Reality (XR) raksasa China itu akan bekerja sama dengan Meta untuk membawa headset VR Quest 2 ke konsumen pada tanggal yang belum ditentukan.

Headset itu  telah dikerjakan selama empat bulan terakhir, dan akan mengikuti pengaturan kemitraan Tencent dengan perusahaan video gim yang berbasis di Jepang, Nintendo Co untuk mendistribusikan versi lokal dari konsol Switch di China daratan.

Tencent, yang juga sebagai penerbit video gim terbesar di dunia, memiliki rencana ambisius untuk membangun kedua VR tersebut pada unit XR realitas yang diperluas, diluncurkan pada Juni tahun lalu di tengah meningkatnya minat global terhadap konsep metaverse dunia virtual.

Namun Reuters,  melaporkan minggu lalu, mereka telah memutuskan untuk berhenti mengembangkan perangkat keras XR sendiri karena masalah profitabilitas, dan memberi tahu sebagian besar karyawan di unit tersebut untuk mencari peluang di tempat lain.

Pada saat itu, Tencent sedang melakukan penyesuaian pada beberapa tim bisnis karena rencana pengembangan perangkat keras telah berubah

Salah satu saingan utamanya di ruang realitas virtual China adalah pemilik TikTok, ByteDance yang memiliki produsen headset Pico.

Lebih lanjut, kesepakatan distribusi dengan Tencent akan memungkinkan Meta membuat terobosan ke pasar konsumen China, yang telah lama diharapkan oleh pendiri dan CEO Meta, Mark Zuckerberg.

Zuckerberg terus membuat dirinya disayangi oleh China termasuk menjadi tuan rumah tsar internet negara itu Lu Wei di kampus Facebook pada 2014, seperti dikutip dari SCMP.

Terlepas dari upaya tersebut, Facebook tetap diblokir di China bersama dengan layanan internet Barat lainnya seperti mesin pencari Google dan YouTube, meski terus menjalankan bisnis periklanan di Negara Tirai Bambu itu.